TRAGEDI PEMBUNUHAN PERTAMA DI DUNIA
Nabi Adam alaihisalam (AS) merupakan manusia pertama yang diciptakan Allah SWT. Dari tulang rusuk Adam, kemudian diciptakan Hawa. Keduanya lalu tinggal di surga dengan segala kenikmatannya.
Namun, Nabi Adam AS dan Siti Hawa kemudian diturunkan ke bumi dari tempatnya semula di surga karena melanggar larangan Allah dengan memakan buah khuldi. Setelah itu, mereka dikaruniai beberapa anak di antaranya Qabil dan Habil.
Artinya: Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putera Adam (Habil dan Qabil) menurut yang sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan korban, maka diterima salah seorang dari mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain(Qabil). Ia berkata (Qabil):”Aku pasti membunuhmu!”. Berkata Habil:”Sesungguhnya Allah hanya menerima (korban) dari orang-orang yang bertaqwa”. (QS. Al Maidah: 27)
Dalam kitab Tafsir Ibnu Katsir diterangkan, Allah Swt mensyariatkan kepada Adam as untuk meÂngawinkan anak-anak lelakinya dengan anak-anak perempuannya karena keadaan darurat.
KURBAN QABIL TIDAK DI TERIMA
Tetapi Adam menolak hal itu kecuali jika keduanya melakukan suatu kurban; barang siapa yang kurbannya diterima, maka saudara perempuan seperut Qabil akan dikawinkan dengannya. TerÂnyata kurban Habillah yang diterima, sedangkan kurban Qabil tidak diterima, sehingga terjadilah kisah keduanya yang disebutkan oleh Allah Swt. di dalam Kitab-Nya.
Disebutkan dalam Alquran, setelah besar Qabil adalah ahli dalam bercocok tanam, sedangkan Habil seorang peternak. Qabil berÂusia lebih tua daripada Habil, dia mempunyai saudara perempuan seÂperut yang lebih cantik daripada saudara perempuan seperut Habil.
Kemudian Habil meminta untuk mengawini saudara perempuan Qabil, tetapi Qabil menolak lamarannya dan berkata, “Dia adalah saudara perempuanku yang dilahirkan seperut denganku, lagi pula dia lebih cantik daripada saudara perempuanmu, maka aku lebih berhak untuk mengawininya.”
Padahal Nabi Adam telah memerintahkan kepada Qabil untuk menikahkan saudara perempuannya dengan Habil, tetapi Qabil tetap menolak. Kemudian keduanya melakukan suatu kurban kepada Allah Swt untuk menentukan siapakah di antara keduanya yang berhak mengawini saudara perempuan yang diperebutkan itu.
Baca Juga: Kisah Sahabat Nabi, Hudzaifah