Salah Satu Al-Mubasyiruna Bil Jannah

Said Bin Zaid Sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang-orang mulia. Bahkan yang termulia di tengah umat ini. Dari ratusan ribu sahabat Rasulallah tersebut, ada sepuluh yang paling mulia di antara mereka. 

Yang dikenal dengan sebutan al-mubasyiruna bil jannah (orang-orang yang diberitakan masuk surga). Di antara sepuluh orang itu tersebutlah nama Said bin Zaid radhiallahu ‘anhu.

Said bin Zaid dilahirkan pada 22 tahun sebelum Rasulullah SAW hijrah ke Madinah. Ia memeluk Islam bersama dengan Fathimah, istrinya. Bahkan berhasil mengajak seorang laki-laki dari kaum Quraisy untuk masuk Islam, yaitu Umar bin Khattab.

Sebelum memeluk Islam, Said tidak pernah menyembah berhala, memakan bangkai, atau yang lainnya. Ia bertekad mencari agama yang benar hingga memeluk Islam.

Ayahnya, Zaid, pun enggan untuk memeluk agama Nasrani saat menjelajah. ia adalah seorang yang melakukan penjelajahan spiritual untuk mencari agama yang benar pada masa sebelum Rasulullah SAW diutus menjadi Nabi dan Rasul.

bahkan ayahnya Said pernah berkata pada seorang sahabat bahwa ia menitip salam pada Rasul jika ia belum sempat bertemu dengan Rasulullah.

Sebagaimana yang diriwayatkan oleh Iman Ahmad bahwa Said bin Zaid berkata pada Rasulullah: “Sesungguhnya ayahku (Zaid) seperti yang engkau lihat dan engkau dengar tentangnya, seandainya ia bertemu denganmu tentunya ia akan beriman. Apakah aku boleh memohon ampun baginya?”

Rasulullah pun menjawab: “Ya, mohonkan ampunan baginya, sesungguhnya dia dibangkitkan sebagai satu umat.”

Dikenal Dengan Doanya Yang Mustajab

Tidak banyak yang mengisahkan tentang Said bin Zaid. Namun, yang perlu diketahui tentang sahabat nabi satu ini, dia selalu setia dengan Rasullah dan dikenal dengan doanya yang mustajab, selalu didengar dan dikabulkan oleh Allah SWT.

 Ini menunjukkan kedekatannya dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Suatu hari ada seorang wanita yang memfitanah Said. Ia mengatakan bahwa Said telah mencuri tanahnya dan memasukkan tanah itu ke bagian miliknya. Hingga ia mendoakan orang, karena Fitnah tersebut benar-benar menyakitkan Said. 

“Ya Allah, kalau dia dusta, buatlah matanya buta. Dan jadikanlah tempat wafatnya, tanahnya sendiri.”

Selang beberapa hari, wanita tersebut mengalami kebutaan. Ia meraba-raba berjalan di dinding. Wanita itu berkata, “Aku telah tertimpa musibah dengan sebab doanya Said bin Zaid.” Saat ia berjalan di tanahnya, ia melewati sumur dan terjatuh di dalamnya. Di situlah kuburnya.

Selain turut serta bersama Rasulullah dalam semua perang setelah Perang Badar. Said juga memiliki keutamaan sebagai periwayat hadits. Memang tidak banyak hadits yang ia riwayatkan. Ia meriwayatkan sejumlah 48 hadits. Hingga di kemudian hari Said bin Zaid wafat di daerah Aqiq pada tahun 50-an Hijriyah, Ia wafat pada usia 70 an tahun dan jenazahnya dibawa ke Madinah. 

Demikianlah kisah ini kami sampaikan. nah, untuk mengetahui secara lebih dalam kisahnya? Yuk langsung aja pindah ke channel youtubenya “KanalPediaIslam”

Baca Juga: Mengenal Chaand Raat, Tradisi Unik Lebaran

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here
Captcha verification failed!
CAPTCHA user score failed. Please contact us!