Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh,halo sahabat kanal sejarah islam kali ini  kita akan membahas asal usul  perpecahan islam sunni dan syiah.

gambar istimewa

Konflik atau bahkan peperangan yang dipicu oleh sengketa umat Islam Sunni dan Syiah masih terus berlangsung hingga sekarang. Tidak hanya di Timur Tengah, perselisihan antara dua arus utama dalam Islam yang saling berseberangan itu bahkan meluas ke negeri-negeri Islam di berbagai penjuru dunia, termasuk Indonesia. Saat ini, Islam Syiah, yang merupakan kelompok minoritas, kerap diasosiasikan dengan sesat, bid’ah, atau kafir. Lantas, sebenarnya apa yang melatarbelakangi terjadinya sengketa antara golongan Sunni dan Syiah, serta bagaimana dua aliran ini dapat terpecah?

Wafatnya Nabi Muhammad

Bibit perpecahan antara dua kelompok besar dalam Islam ini dapat ditelusuri sejak wafatnya Nabi Muhammad pada 632 M. Hingga menjelang akhir hayatnya, Rasulullah tidak memiliki anak laki-laki ataupun ahli waris yang dapat ditunjuk sebagai penerusnya. Hal ini tentunya menimbulkan pertanyaan di benak pengikutnya, tentang siapa yang akan menggantikannya menjadi pemimpin. Pada akhirnya, Nabi Muhammad wafat tanpa menunjuk seorang penerus, meninggalkan umatnya yang memiliki berbagai sudut pandang dan kepentingan masing-masing. Sebagian besar pengikut Rasullullah meyakini bahwa umat itu sendiri bersifat sakral, sehingga keputusan apapun yang diambil adalah benar. Sedangkan sebagian kecil lainnya kukuh dengan keyakinan bahwa Nabi telah dipandu oleh yang Ilahi untuk memilih penerus dari kerabat laki-laki terdekatnya, yakni sepupu juga menantunya, Ali bin Abi Thalib. Tanda-tanda perpecahan pun mulai terlihat, di mana golongan mayoritas menggabungkan diri dalam kelompok yang disebut Sunni. Istilah Sunni diambil dari kata sunah, karena golongan ini menekankan pada peneladanan terhadap peri kehidupan Nabi Muhammad. Sedangkan kelompok minoritas, yang menjadi pengikut Ali, kemudian disebut Shiat Ali atau Syiah.

Periode Khulafaur Rasyidin

Pada akhirnya, suara dari golongan Sunni menang, dan terpilihlah sahabat Rasulullah, Abu Bakar, sebagai khalifah pertama dari Khulafaur Rasyidin atau kekhalifahan Islam pertama setelah wafatnya Nabi Muhammad. Ali akhirnya menjadi khalifah keempat Khulafaur Rasyidin, atau disebut orang-orang Syiah sebagai Imam. Namun, seperti dua pendahulunya, ia juga meninggal karena dibunuh. Ali dibunuh pada 661 M, saat terjadi perebutan kekuasaan yang sengit antara golongan Sunni dan Syiah. Pada titik ini, konflik mereka bukan lagi hanya menyangkut soal kendali atas warisan agama dan politik Nabi Muhammad, tetapi telah meluas hingga melibatkan uang (dalam bentuk pajak dan upeti). Selama satu abad setelah wafatnya Rasulullah, para pengikutnya berhasil membangun kekaisaran Islam yang membentang dari Asia Tengah hingga Spanyol. Namun, di saat yang sama, perselisihan di antara golongan Sunni dan Syiah juga terus memuncak.

BACA JUGA http://Mahaguru Dokter Bedah Pertama Di Dunia Al-Zahrawi

Nah untuk info selanjutnya? yuk langsung aja mampir ke channel youtube “KanalPedia Islam” 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here
Captcha verification failed!
CAPTCHA user score failed. Please contact us!