Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh/halo sahabat kanal pedia islam kembali bersama kanal pedia islam dalam kisah sahabat nabi dan kali ini kita akan menceritakan kisah nabi sebelum nabi muhammad saw menghadapi pandemi.

wabah

Lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia semakin tinggi. Indonesia masih menempati urutan ketujuh di dunia terkait penambahan kasus baru Covid-19 dalam sehari.

Menurut Kementerian Kesehatan, tingginya kasus Covid-19 itu dikontribusikan oleh lima provinsi, dengan penambahan kasus tertinggi, yakni DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan DI Yogyakarta.

Pemerintah Indonesia kembali mengambil kebijakan, untuk menerapkan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat seluruh Jawa-Bali. Penerapan PPKM darurat ini diusulkan berlaku pada 3-20 Juli 2021.

Tidak hanya Indonesia, banyak negara di dunia terpaksa mengambil kebijakan lockdown atau larangan keluar dan masuk suatu kawasan demi mengurangi proses penularan wabah.

Disaat banyak negara di dunia berusaha mengendalikan laju Covid-19. Indonesia sebagai negara mayoritas Muslim terbesar di dunia, tentu tak akan lepas dari teladan Nabi Muhammad SAW saat menghadapi wabah atau pandemi Covid-19.

Teladan rasulullah saw ketika menghadapi wabah.

Ketika terjadi wabah pada suatu wilayah, Nabi Muhammad SAW pernah meneladankan konsep karantina atau isolasi yang dilakukan Nabi dalam sebuah hadis yang artinya:

“Jika kamu mendengar wabah di suatu wilayah, maka janganlah kalian memasukinya. Tapi jika terjadi wabah di tempat kamu berada, maka jangan tinggalkan tempat itu.” (HR Bukhari).

Mekipun tidak menggunakan istilah karantina, isolasi, PSBB, atau PPKM seperti saat ini, tapi pesan dari hadis tersebut sangat jelas bertujuan untuk mencegah penyebaran wabah ke daerah lebih luas, dan meminimalisir orang yang berada di daerah wabah akan ikut terdampak wabah juga.

Maka kebijakan yang akan diambil pemerintah terkait PPKM darurat seluruh Jawa-Bali, dan istilah work from home(WFH) atau bekerja dari rumah sangat relevan dengan anjuran tidak keluar-masuk dari wilayah terdampak wabah di zaman Nabi Muhammad SAW.

Pengalaman umat Islam dalam menghadapi wabah tidak lepas dari upaya karantina dan pencegahan penularan. Sekitar tahun 100 Hijriah pada zaman Khalifah Umar bin Abdul Aziz, terjadi pandemi atau merebaknya wabah thaun. Hal serupa, WFH juga dilakukan oleh seorang Khalifah yang terkenal gagah dan sangat merakyat.

Masa-masa pandemi thaun datang silih berganti. Namun kepemimpinan Bani Umayyah sudah terbiasa memindahkan pusat pemerintahan ke daerah pinggiran yang lebih aman dari wabah thaun.

Sepanjang perjalanan sejarah dunia, wabah penyakit telah menghancurkan banyak umat manusia, seperti Kolera, wabah pes, cacar, dan influenza adalah beberapa pembunuh paling brutal dalam sejarah manusia.

Karenanya, Islam mengajarkan betapa pentingnya menjaga kebersihan, hingga mencuci tangan pun sudah diajarkan dalam Islam.

Sehingga penerapan protokol kesehatan yang kita lakukan saat ini, karena sejak zaman Rasulullah SAW pun sudah diingatkan dalam sebuah riwayat, yang artinya: “Kebersihan adalah sebagian dari iman”.

Sama halnya anjuran mencuci tangan dalam hadis yang diceritakan Abu Huraira, yang artinya: “Rasulullah SAW mengatakan, “ketika bangun tidur, kamu seharusnya cuci tangan tiga kali sebelum beraktivitas karena dia tidak tahu kondisi tangannya saat malam hari.” (HR Muslim).

Dari segi medis pun, rajin mencuci tangan merupakan upaya yang sangat efektif membersihkan bahkan membunuh virus serta penyakit, termasuk Covid-19.

Oleh sebab itu, kita harus mendukung pemerintah untuk menekan lajunya penyebaran wabah atau Covid-19. Karena dalam sebuah kaidah fikih “kebijakan pemerintah bagi masyarakat, diambil berdasar kemaslahatan”.

BACA JUGA http://Pertempuran Ankara Bayezid I VS Timur Lenk Perang Sesama Muslim

Nah untuk info selanjutnya? Yuk langsung aja mampir ke youtubenya “KanalPedia Islam”

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here
Captcha verification failed!
CAPTCHA user score failed. Please contact us!