Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh,halo sahabat kanal sejarah islam kali ini kita akan membahas laksamana cheng ho penjelajah muslim yang pernah terlibat perang di jawa.

cheng ho

Muhibah pelayaran laksamana zheng he (cheng ho)ke Nusantara terjadi pada abad ke XV. Tujuannya, untuk perdagangan dan mempererat hubungan antara negara Tiongkok dan negara-negara Asia Afrika.

Banyak dari anak buah kapal Laksamana Zheng He adalah Muslim, seperti Ma Huan, Guo Chong Li dan Ha San Shaban dan Pu He-ri. Ma Huan dan Guo Chong-li pandai berbahasa Arab dan Persia. Keduanya bekerja sebagai penerjemah. Ha San adalah seorang ulama Masjid Yang Shi di kota Ki An.

Kisah tentang Laksamana Cheng Ho dikupas dalam buku “Laksamana Cheng Ho- Kisah Ekspedisi Tionghoa Muslim “dan buku “Laksamana Cheng Ho: Jejak Damai Penjelajah Dunia”. Cheng Ho mengunjungi Nusantara (Kepulauan Indonesia) sebanyak tujuh kali. Ketika singgah di Samudera Pasai, ia menghadiah Sultan Aceh sebuah lonceng raksasa “Cakra Donya”, yang hingga kini tersimpan di museum Banda Aceh.

Tahun 1415, Cheng Ho berlabuh di Muara Jati ( Cirebon), dan menghadiahi beberapa cindera mata khas Tiongkok kepada Sultan Cirebon. Salah satu peninggalannya, sebuah piring keramik yang bertuliskan ayat Kursi masih tersimpan di Keraton Kasepuhan Cirebon. Dalam perjalanannya melalui laut Jawa , Wang Jinghong (orang kedua dalam armada Cheng Ho) sakit keras. Wang akhirnya turun di pantai Simongan, Semarang dan menetap di sana. Bukti peninggalannya antara lain kelenteng Sam Po Kong (Gedung Batu) serta patung yang disebut Mbah Ledakar Juragan Dampo Awang Sam Po Kong. Cheng Ho juga sempat berkunjung ke kerajaan Majapahit pada masa pemerintahan Raja Wikramawardhana.

Di pantai utara Jawa saja, ada de¬lapan tempat yang disinggahi Cheng Ho. Mulai Sunda Kelapa (Ancol), Cirebon, Semarang, Demak, Lasem (masuk Rembang), Tuban, Gresik, hingga Surabaya. Dari Pelabuhan Ujung Galuh (Surabaya), Cheng Ho berlayar menyusuri Kali Brantas menuju Trowulan (Mojokerto), ibu kota Majapahit. Cheng Ho menginjakkan kaki di ibu kota Wilwatikta itu pada 1406. Setahun setelah angkat jangkar dari Suzhou, Tiongkok. Setelah singgah di Champa, Ayutthaya, Malaka, Ancol, Cirebon, Semarang, dan beberapa pelabuhan di Jateng serta Jatim. Anak buah Cheng Ho sempat terlibat perang antara Majapahit Barat dengan Raja Wikramawardhana dan Majapahit Timur dengan Raja Bhre Wirabumi. Literatur sejarah Tiongkok menyebutkan perang antara Raja Barat dan Raja Timur di Zhua Wa (Jawa). Saat itu, Cheng Ho mengirimkan 170 anak buahnya ke kawasan dekat Semarang. Raja Wikramawardhana mengira pasukan itu sebagai bala bantuan untuk Bhre Wirabumi. Pasukannya langsung menghabisi 170 tentara Tiongkok tersebut. Meski marah, Cheng Ho tidak menurutkan nafsu. Ia datang dengan sejumlah kecil pengiring. Karena menyadari kesalahannya, Wikramawardhana minta maaf. Wikramawardhana berjanji membayar ganti rugi 60 ribu tael emas. Cheng Ho setuju. Lalu, Cheng Ho datang lagi pada pelayaran kedua. Namun, Wikramawardhana tak membayar penuh. Hanya 10 ribu tael emas. Cheng Ho tak mempermasalahkan hal tersebut. Sebab, Wikramawardhana sudah mengaku bersalah dan itu semua terjadi karena kesalahpahaman belaka.

LIHAT JUGA http://DI TEMPAT INILAH ADA AGAMA ISLAM PERTAMA KALINYA DI INDONESIA

Nah untuk info selanjutnya? yuk langsung aja mampir ke channel youtube “KanalPedia Islam” 

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here
Captcha verification failed!
CAPTCHA user score failed. Please contact us!