26.1 C
Jakarta
Thursday, March 28, 2024

Penyebab Stroke Ringan

Selain dapat menyebabkan kematian, stroke bisa menyebabkan kerusakaan pada otak secara permanen sehingga penderita stroke mengalami kelumpuhan. Pada umumnya stroke ringan sama dengan stroke lainnya. Kondisi ini terjadi karena penyumbatan, penyempitan, atau pecahnya pembuluh darah yang menuju ke otak. Bedanya, penyumbatan darah pada stroke ringan hanya terjadi sebentar dann suplai darah akan kembali normal sebelum adanya kerusakan pada otak.

Tersumbatnya aliran darah ke otak biasanya mengakibatkan gumpalan darah (plak) serta emboli udara (gelembung) pada pembuluh darah pada otak. Gejala stroke ringan sering kali terjadi hanya berlangsung sebentar, yaitu sekitar beberapa menit sampai beberapa jam. Meski dapat membaik dengan sendirinya, stroke ringan perlu mendapatkan perawatan medis secepatnya supaya tidak berakibat fatal. Jika, tidak diobati juga stroke ringan akan menyebabkan stroke ataupun kerusakkan otak secara permanen.

Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan resiko seseorang mengalami stroke ringan, diantara lain:

gambar istimewa

Tekanan Darah Tinggi atau Hipertensi

Jika, anda memiliki tekanan darah tinggi bila tekanan darah Anda rata-rata di atas 140/90. Hipertensi merupakan penyebab utama terjadinya stroke, terutama hemoragik. Hipertensi dapat terjadi akibat ginjal bermasalah, gaya hidup tidak sehat, atau konsumsi obat-obatan tertentu.

Gaya hidup tidak sehat

Seseorang yang gaya hidupnya tidak sehat lebih berisiko untuk mengalami stroke ringan. Kebiasaan atau gaya hidup tidak sehat yang dimaksud adalah merokok, jarang berolahraga, sering mengonsumsi makanan berlemak dan asin, sering mengonsumsi alkohol, dan menggunakan narkoba.

Diabetes

Penderita diabetes umumnya juga memiliki tekanan darah tinggi yang membuatnya berisiko terkena stroke. Diabetes merusak pembuluh darah sehingga risiko terjadinya stroke lebih besar. Jika seseorang mengalami stroke saat kadar gula darah di tubuhnya sedang tinggi, kerusakan pada otaknya pun akan lebih berat.

Usia

Menurut beberapa penelitian, orang berusia lanjut atau yang usianya lebih dari 55 tahun lebih berisiko terkena serangan stroke ringan dibandingkan dengan orang yang lebih muda. Orang berusia muda pun bisa terkena kondisi ini. Bahkan bayi di dalam kandungan pun bisa mengalami stroke. Namun, risiko terkena stroke akan meningkat seiring dengan pertambahan usia. Setelah seseorang mencapai usia 55 tahun, risiko tersebut akan berlipat ganda tiap 10 tahun.

Kebiasaan Merokok

Kandungan nikotin pada rokok dapat mendorong tekanan darah Anda naik. Selain itu, asap rokok dapat memicu penumpukan lemak di arteri leher utama dan mengentalkan darah sehingga Anda berisiko terhadap penggumpalan darah.

Keturunan

Faktor genetik atau keturunan juga bisa menjadi penyebab stroke ringan. Gejala stroke ringan yang tidak berlangsung lama dan tidak mengakibatkan kerusakan permanen pada otak membuat kebanyakan orang menganggap remeh kondisi ini. Guna mencegah hal itu terjadi, setiap orang perlu melakukan upaya pencegahan sejak dini. Caranya dengan menerapkan pola hidup sehat, seperti menghindari asap rokok atau pun merokok, membatasi konsumsi makanan tinggi lemak, gula, dan garam, rutin berolahraga, membatasi konsumsi alkohol, dan hindari konsumsi obat-obatan terlarang.

Kegemukan (Obesitas)

Berat badan berlebih merupakan salah satu faktor risiko terjadinya stroke. Orang yang kegemukan atau obesitas juga cenderung memiliki tekanan darah tinggi. Untuk menurunkan risiko stroke, Anda harus menjaga berat badan tetap normal.

Jenis Kelamin

Pria memiliki risiko terkena stroke pada usia yang lebih muda dibandingkan perempuan. Namun, karena perempuan cenderung terkena stroke pada usia lanjut, kemungkinan untuk pulih lebih kecil dan risiko untuk meninggal lebih besar.

Penyakit Jantung

Orang yang memiliki penyakit jantung berisiko tinggi terhadap stroke. Kondisi jantung bermasalah yang meningkatkan risiko terjadinya stroke termasuk gagal jantung, cacat jantung, infeksi jantung, serta detak jantung yang tidak normal.

Sleep Apnea

Sleep apnea adalah gangguan tidur serius yang menyebabkan kadar oksigen secara perlahan berkurang saat penderitanya sedang tidur. Dikarenakan kadar oksigen berkurang, organ-organ tubuh pun (termasuk otak) tidak mendapat suplai oksigen yang cukup. Masalah ini berbahaya karena penderita sleep apnea bisa tiba-tiba berhenti bernapas saat sedang tidur.

Menurut situs Halodoc dijelaskan, serangan stroke dapat menimbulkan berbagai macam komplikasi yang bisa berakibat fatal. Berikut contoh komplikasi yang terjadi pada penderita stroke:

  • Deep vein thrombosis adalah penggumpalan darah di tungkai yang mengalami kelumpuhan.
  • Hidrosefalus adalah menumpuknya cairan otak di dalam rongga jauh di dalam otak (ventrikel). Untuk membuang cairan yang menumpuk itu, dokter bedah saraf biasanya akan memasang selang di dalam otak.
  • Disfagia atau gangguan pada refleks menelan sehingga makanan dan minuman bisa masuk ke dalam saluran pernapasan.

Jika terjadi gejala stroke ringan yang muncul mendadak, seperti kelemahan atau lumpuh pada bagian tubuh tertentu, kesemutan, sulit bicara, kehilangan keseimbangan tubuh, dan pingsan, segeralah periksakan diri ke dokter.

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here
Captcha verification failed!
CAPTCHA user score failed. Please contact us!

Stay Connected

23,893FansLike
1,879FollowersFollow
26,400SubscribersSubscribe
- Advertisement -spot_img

Latest Articles