Home Flora Dan Fauna Ternyata Begini Cara Tikus Memata-matai Predator

Ternyata Begini Cara Tikus Memata-matai Predator

Ternyata Begini Cara Tikus Memata-matai Predator

Channel E – Tikus merupakan hewan yang jarang disukai oleh kebanyakan orang karena dianggap sebagai hama atau predator bagi tanaman dan rumah. Mereka suka bersembunyi, berlarian, dan tinggal di tempat-tempat yang dianggap orang sebagai tempat yang kotor.

Namun, bukan berarti hewan ini tidak punya keistimewaan teman-teman. Semua hewan memiliki fakta menarik dan unik, tanpa terkecuali. Begitu juga dengan tikus. Siapa yang mengira, ternyata tikus bisa memanfaatkan kemampuannya untuk berperan sebagai mata-mata yang mengintai musuh. Ya, tikus sebagai mata-mata bukan hanya ada di film kartun, melainkan memang terjadi pada kehidupan tikus di alam liar.

Penasaran bagaimana cara tikus menjadi mata-mata? Yuk, simak bersama!

Menggunakan Air Mata

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Kazushige Touhara dari Universitas Tokyo, tikus menggunakan air matanya untuk memberikan sinyal peringatan adanya pemangsa. Tikus jantan predator yang menyebarkan air matanya ke seluruh tubuh saat mereka sedang merawat diri.

Dengan begitu zat kimia yang terkandung di dalam air mata tikus ini akan memberikan aroma khusus yang dapat dicium tikus lain. Pada saat tikus lain berhasil menerima sinyal berupa feromon ini, maka tikus akan berhati-hati dan tidak banyak bergerak.

Ini merupakan cara mereka melindungi diri dengan tidak menarik perhatian tikus lain. Ya, selain hewan besar seperti kucing dan ular, pemangsa tikus adalah tikus lain yang lebih kuat.

Inilah sebabnya tikus dikatakan sebagai hewan omnivora, yang bisa makan segala jenis makanan baik daging maupun tumbuhan. Aroma tubuh tikus dari air matanya ternyata dapat tersebar di berbagai area yang dilewatinya. Tikus-tikus akan tahu bahwa beberapa waktu lalu, seekor atau beberapa ekor tikus lain telah melewati area tersebut.

Saling Menghindari

Seperti bermain peran sebagai mata-mata, tikus satu dengan predator tikus lainnya mendeteksi keberadaan kawan dan lawan melalui feromon. Bagi tikus betina, feromon yang disebarkan tikus jantan membantu mereka menemukan keberadaan pasangannya.

Sementara bagi tikus yang lain, feromon dapat menjadi tanda bahaya yang harus dihindari. Faktanya, urine tikus juga merupakan hal yang membahayakan untuk tikus lainnya.

Dengan melakukan penelitian terhadap spesies tikus Norwegia (Rattus novegicus) dan tikus rumahan (Mus musculus), ditemukan respons tikus terhadap feromon.

Kedua spesies tersebut ternyata bergerak lebih sedikit setelah terpapar aroma dari kapas yang telah diberi sampel feromon tikus jantan. Bahkan, mereka juga menunjukkan tanda-tanda detak jantung melemah dan suhu tubuh menurun setelah beberapa jam terpapar feromon. Oleh karena itu, tikus menggunakan berbagai macam cara untuk melindungi dirinya dari pemangsa, salah satunya dengan menjadi mata-mata.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here