Home Kesehatan Perbandingan Efektivitas Vaksin Booster Pfizer, AstraZeneca, dan Moderna

Perbandingan Efektivitas Vaksin Booster Pfizer, AstraZeneca, dan Moderna

Perbandingan Efektivitas Vaksin Booster Pfizer, AstraZeneca, dan Moderna

Channel E – Perbandingan pandemi COVID-19 hingga kini belum berakhir dan pemerintah melakukan penanggulangan dengan memberikan vaksin booster pada masyarakat sejak 2022.

Untuk vaksinasi booster ada enam jenis vaksin yang sudah mendapat izin untuk diberikan. Namun, dari keenam vaksin itu, pemerintah akan memberikan tiga jenis vaksin sebagai vaksinasi booster pada triwulan pertama di 2022. Perbandingan ketiga jenis vaksin itu adalah Pfizer, AstraZeneca, dan Moderna.

Pemberian vaksin booster ini diharapkan bisa meningkatkan daya tahan tubuh semua orang dari serangan virus COVID-19. Selain itu, diharapkan vaksin booster juga bisa menangkal masuknya varian baru Omicron. Sama seperti dua vaksin sebelumnya, tingkat efektivitas ketiga vaksin ini memiliki sedikit perbedaan.

Simak Bersama Yuk!

Vaksin Pfizer

gambar istimewa

Vaksin Pfizer dapat memberikan perlindungan bagi pasien yang terpapar COVID-19 hingga 52,4 persen sejak dosis pertama diberikan. Bahkan perlindungan sebanyak 52,4 persen sudah muncul sebelum 11 hari setelah suntikan diberikan.

Sedangkan setalah 11 hari, vaksin Pfizer disebut sudah memberikan perlindungan sesungguhnya atau secara maksimal. Jadi perlindungan dari vaksin ini bisa lebih dari 52,4 persen setelah 11 hari suntikan diberikan.

Angka perlindungan yang mungkin didapatkan sebenarnya berkisar antara 29,5-84,5 persen. Dengan jumlah efektivitas tersebut, vaksin Pfizer memiliki beberapa perbandingan efek samping yang mungkin terjadi.

Setelah mendapatkan vaksin dosis ketiga ini, teman-teman bisa merasakan efek berupa nyeri otot di area suntikan, demam, hingga nyeri sendi. Saat mengalami efek samping demam tinggi, lakukan konsultasi di pusat kesehatan.

Vaksin AstraZeneca

gambar istimewa

Dosis pertama vaksin AstraZeneca disebut bisa memberi perlindungan dari COVID-19 bergejala setidaknya selama 90 hari pertama. Persentase perlindungan yang diberikan bisa berkisar 76 persen.

Sementara untuk pencegahan terjadinya COVID-19 yang membutuhkan rawat inap di rumah sakit, dosis pertama AstraZeneca ini disebut bisa memberi perlindungan hingga 100 persen.

Angka tersebut didapat berdasarkan uji klinis tahap 3 vaksin yang diunggah di The Lancet. Bisa memberikan efektivitas sebesar itu, vaksin AstraZeneca juga memberikan beberapa efek samping. Efek samping yang didapat cukup banyak seperti nyeri, kemerahan, gatal, dan pembengkakan di area suntikan.

Selain itu yang menerima suntikan vaksin ini juga bisa mengalami kelelahan, sakit kepala, meriang, hingga mual. Bila terjadi dalam waktu lama, ada baiknya konsultasikan di pusat kesehatan.

Vaksin Moderna

gambar istimewa>/center>

Sejak dosis pertama, vaksin Moderna juga bisa memberi perlindungan hingga 80 persen atau berkisar 43,5-84,5 persen. Setelah dosis pertama diberikan, perlindungan dari infeksi COVID-19 sudah di angka 69,5 persen.

Angka itu didapatkan penerima, 13 hari sebelum perlindungan sesungguhnya terbentuk. Pada penerima vaksin Moderna juga bisa mengalami beberapa efek samping setelah suntikan diberikan.

Efek samping ini berupa lemas, sakit kepala, menggigil, demam, hingga mual. Bila demam terjadi dalam waktu yang lama, segera konsultasikan di pusat kesehatan terdekat. Pemberian vaksin Booster memang diutamakan untuk lansia dan kelompok rentan.

Vaksin booster ini juga disebut mampu menangkal varian baru COVID-19. Efektivitas vaksin booster terhadap Omicron, Menurut data, vaksin booster berbasis messenger RNA (mRNA) menawarkan tingkat perlindungan tinggi terhadap penyakit parah hingga beberapa bulan setelah penyuntikan vaksin booster.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here