Channel E – Beberapa anak ada yang mudah beradaptasi dengan lingkungan baru, tapi ada juga yang membutuhkan waktu lama karena sifat pemalu. Sebenarnya, malu adalah perasaan wajar yang dimiliki Si Kecil. Namun, jika rasa malu membuatnya menghindari pergaulan, orang tua perlu menerapkan pola asuh anak yang dapat meningkatkan rasa percaya diri pada anak pemalu.

Perlu dipahami juga, ada hal lain bagi seorang anak untuk menjadi pemalu, yaitu karena mereka takut untuk berbicara. Anak merasa mungkin perkataannya akan dikritik, atau bisa juga karena anak memiliki rasa kurang percaya diri sehingga ia merasa kurang pintar.

Sebagai orang tua, berikut ini beberapa cara untuk meningkatkan rasa percaya diri anak.

Simak Bersama Yuk!

1. Biarkan Anak Menyelesaikan Kalimatnya

Banyak orang tua yang bermaksud baik saat menyela kalimat anak. Mungkin menawarkan pemikiran dan ide yang bagus pada anak. Namun, pada dasarnya yang terbaik adalah membiarkan anak menyelesaikan kalimatnya.

Menyela kalimat anak hanya akan meruntuhkan rasa percaya diri anak. Anak bisa saja merasa apa yang dikatakannya tidak menarik atau tidak penting. Maka itu, cobalah agar orang tua bisa menambahkan ide setelah anak menyelesaikan kalimatnya.

2. Validasi Perasaan Anak

Sebagian besar anak merasa malu terhadap beberapa hal, sehingga penting untuk membantu anak agar ia merasa didukung. Hindari untuk mengabaikan perasaan malu anak. Bicarakan dengan anak tentang mengapa ia merasa malu dan bagaimana ia dapat mengatasi kecemasan atau ketakutan apa pun.

Mungkin akan baik juga untuk bisa berbagi pengalaman yang orang tua miliki tentang perasaan malu. Karena itu akan membantu mereka merasa lebih aman dalam membagikan perasaanya. Komunikasi yang mengakui perasaan anak merupakan landasan untuk hubungan orang tua dan anak seumur hidup.

3. Berikan Dorongan dan Semangat

Bersosialisasi dan berteman tidak datang secara alami bagi semua orang, dan bisa menjadi tantangan besar bagi beberapa anak. Orang tua perlu memberikan dorongan dengan memuji setiap langkah positif anak. Hal ini adalah cara yang baik untuk memberi label perilaku positif. Pertimbangkan bahwa setiap dorongan terhadap situasi sosial masih dalam zona nyaman dan aman bagi anak.

4. Dengarkan Anak

Wajar jika anak ingin berbagi, terutama dengan orang yang mereka percayai, kedua orang tua misalnya. Jika anak merasa bahwa berbagi cerita dengan orang tua adalah hal yang aman (yaitu mereka tidak akan dikritik atau diinterupsi, dan anak bisa menyelesaikan kalimat), maka dengarkan keterbukaan mereka. Perhatikan bahwa kepribadian mereka mulai berkembang.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here
Captcha verification failed!
CAPTCHA user score failed. Please contact us!