Home Flora Dan Fauna 5 Fakta Tentang Pohon Darah Naga

5 Fakta Tentang Pohon Darah Naga

5 Fakta Tentang Pohon Darah Naga

Channel E – Pohon Darah Naga, yang sebutan umum untuk Dracaena cinnabari, adalah satu spesies pohon cemara. Tanaman ini merupakan tanaman endemik di kepulauan Socotra, yang mencakup empat pulau di Samudera Hindia.

Habitata pohon unik ini dapat tumbuh dalam iklim yang keras dan gersang di Pulau Socotra, yang merupakan pulau terbesar dari empat pulau di kepulauan Socotra. Kepulauan yang merupakan bagian dari Republik Yaman ini sangat kaya flora dan fauna, dengan sekitar 700 spesies.

Pulau ini diakui oleh Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan PBB (UNESCO) sebagai situs warisan alam dunia pada bulan Juli 2008. Nama Pohon Darah Naga, atau dalam bahasa Inggris Dragon’s Blood sendiri mengacu pada getah / resin berwarna merah terang yang akan keluar kalau batang pohon ini ditoreh/dilukai. Getah ini sudah digunakan untuk membuat pernis oleh pembuat biola Italia sejak abad ke-18.

Pohon Dracaena cinnabari adalah salah satu tanaman paling khas di wilayah ini. Habitatnya bisa  ditemukan pada ketinggian 300-1500 m.

Ada banyak fakta menarik pohon yang berpostur unik, seperti cendawan/jamur raksasa ini.

Simak Bersama Yuk!

gambar istimewa

Fakta Ke-1

Darah Naga, getah yang diambil dari batang pohon Dracaena cinnabari, pertama kali diketahui oleh bangsa Romawi kuno. Ini disebutkan dalam Periplus abad ke-1.

Fakta Ke-2 

Dracaena cinnabari pertama kali dideskripsikan oleh Letnan Wellsted dari East India Company pada tahun 1830-an, tetapi seorang ahli botani Skotlandia bernama Isaac Bayley Balfour lah yang menggambarkan spesies tersebut dan memberikan nama ilmiahnya pada tahun 1880.

Fakta Ke-3 

Penduduk asli Pulau Socotra masih menggunakan resin karena berbagai alasan. Getah ini biasanya digunakan untuk memfasilitasi penyembuhan luka. Atau, juga digunakan sebagai pengencer darah dan antipiretik. Bisa juga juga digunakan untuk mengobati diare, dan disentri dalam pengobatan rakyat Yaman.

Fakta Ke-4 

Bentuk pohon dapat dikaitkan dengan percabangan dichotomous, di mana masing-masing cabang terbagi menjadi dua bagian. Batang membelah setiap kali pohon berbunga. Itulah sebabnya mengapa ahli botani dapat menghitung perkiraan usia pohon dengan menghitung jumlah percabangan.

Fakta Ke-5 

Spesies ini rentan kerusakan karena karena getahnya yang memiliki nilai komersil. Pemanfaatannya kerap berlebihan dan mengganggu. Begitu juga penggembalaan kambing yang kerap memakan bibit/biji tanaman yang sedang tumbuh. Penebangan untuk mengambil kayu bagi rumah tradisional semakin mengancam kelestarian pohon unik ini.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here