26.1 C
Jakarta
Sunday, March 24, 2024

Kisah Khubaib bin Adi ra – Laki laki Yang Mengerjakan Solat Sunah Sebelum Di bunuh

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh halo sahabat Kanal Pedia Islam kembali bersama Kanal Pedia Islam dalam Kisah Khubaib bin Adi orang yang mengejarkan sholat sunah sebelum dibunuh.

Ada satu kisah sahabat yang wafat syahid di zaman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau adalah Khubaib bin ‘Adi radhiyallahu’anhu, sahabat Nabi (kaum Anshar) yang ditawan dan dibunuh oleh kaum musyrikin di tiang gantungan.

Beliaulah orang pertama yang mengerjakan salat sunnah 2 rakaat sebelum dibunuh. Riwayat lain mengatakan beliau adalah muslim pertama yang dieksekusi mati dengan cara digantung.

Diceritakan kisah sahabat yang mulia ini. Dari Abu Hurairah, ia berkata, ” Rasulullah SAW mengutus utusan sebanyak sepuluh orang. Mereka dipimpin ‘Ashim bin Tsabit al-Anshari kakek ‘Ashim bin Umar bin al-Khaththab. Ketika mereka berada di al-Hadah lokasi antara ‘Asafan dan Makkah.

Khubaib bin Adi ra - Laki laki Yang Mengerjakan Solat Sunah Sebelum Di bunuh
Khubaib bin Adi ra – Laki laki Yang Mengerjakan Solat Sunah Sebelum Di bunuh

Berita kedatangan mereka disampaikan ke satu kawasan dari Hudzail bernama Bani Lihyan, lalu dipersiapkan untuk menghadapi mereka hampir seratus orang pemanah. Pasukan musuh mengikuti jejak pasukan kaum muslimin hingga pasukan musuh mendapati makanan pasukan kaum muslimin yaitu kurma di tempat yang mereka diami.

Pasukan musuh berkata, “Ini kurma Yatsrib (Madinah)”. Pasukan musuh terus mengikuti jejak pasukan kaum muslimin. Ketika ‘Ashim dan para sahabatnya merasa bahwa mereka diikuti, mereka pun singgah di suatu tempat. Pasukan musuh mengelilingi mereka dan berkata, “Turunlah kalian, serahkan diri kalian. Bagian kalian perjanjian. Kami tidak akan membunuh seorang pun dari kalian”. Ashim bin Tsabit berkata, “Wahai sahabat, aku tidak akan turun ke dalam perlindungan orang kafir. Ya Allah, beritahukan Nabi-Mu tentang kami”. Pasukan musuh memanah pasukan kaum muslimin, mereka berhasil membunuh Ashim.

Tiga orang turun berdasarkan perjanjian, di antara mereka adalah Khubaib, Zaid bin ad-Datsinah dan seorang laki-laki. Ketika pasukan musuh dapat menguasai mereka, pasukan musuh melepaskan tali busur panah mereka dan mengikat pasukan kaum muslimin. Laki-laki yang ketiga itu berkata, “Demi Allah, inilah tipuan pertama, aku tidak akan bersama dengan kamu. Sesungguhnya aku suri tauladan bagi mereka”, yang ia maksudkan adalah dalam hal pembunuhan.

Pasukan musuh terus menyeret dan mengajaknya, tapi ia tetap menolak untuk ikut bersama mereka. Lalu Khubaib dan Zaid bin ad-Datsinah dibawa hingga pasukan musuh menjual mereka berdua setelah perang Badar. Bani Al-Harits bin ‘Amir bin Naufal membeli Khubaib. Khubaib adalah orang yang membunuh Al-Harits bin ‘Amir saat perang Badar.

Khubaib menetap di negeri mereka sebagai tawanan hingga mereka berkumpul untuk membunuhnya. Khubaib meminjam pisau silet kepada salah seorang perempuan dari anak perempuan al-Harits, perempuan itu meminjamkannya. Perempuan itu memiliki seorang anak laki-laki, ketika perempuan itu lengah, anak laki-lakinya datang kepada Khubaib. Perempuan itu mendapati anak laki-lakinya berada di atas pangkuan Khubaib sedangkan pisau silet berada di tangan Khubaib.

Perempuan itu berkata, “Aku sangat terkejut”. Khubaib menyadari hal itu, ia berkata, “Apakah engkau khawatir aku membunuhnya? Aku tidak mungkin melakukan itu”. Perempuan itu berkata, “Demi Allah aku tidak pernah melihat seorang tawanan sebain Khubaib. Demi Allah, suatu hari aku dapati Khubaib memakan setangkai anggur di tangannya, padahal ia terikat dengan besi, sedangkan di Makkah tidak ada buah-buahan. Itulah adalah rezeki yang diberikan Allah Ta’ala kepada Khubaib”.

Ketika pasukan musuh membawa Khubaib keluar untuk dibunuh di tanah halal (luar tanah haram). Khubaib berkata kepada mereka, “Biarkanlah aku melaksanakan salat dua rakaat”. Mereka pun membiarkannya. Lalu Khubaib melaksanakan salat dua rakaat. Khubaib berkata, “Demi Allah, andai kalian tidak menyangka bahwa aku berkeluh-kesah, pastilah aku tambah (jumlah rakaat)”.

Kemudian Khubaib berkata, “Ya Allah, hitunglah jumlah mereka, bunuhlah mereka segera, jangan sisakan seorang pun dari mereka”. Kemudian Khubaib bersyair: “Aku tidak peduli ketika aku terbunuh sebagai muslim. Di sisi apa pun bagi Allah kematianku. Itu semua pada Tuhan yang satu jika Ia berkehendak. Allah memberikan berkah pada setiap bagian tubuh yang terputus”.

Lalu Abu Sirwa’ah ‘Uqbah bin al-Harits tegak berdiri membunuh Khubaib. Khubaib adalah orang pertama yang men-sunnah-kan shalat (sunnat) bagi setiap muslim yang terbunuh dalam keadaan sabar. (HR. Al-Bukhari).

Sedemikian kokohnya iman Khubaib sehingga ketika ia diminta oleh kafir Quraisy berbalik dari Islam dan Nabi SAW , ia menjawab: “Jika semua yang ada di atas bumi menjadi milikku, niscaya aku tidak akan pernah berbalik dari Islam”.

Subhanallah, inilah keimanan sahabat yang sangat menggetarkan hati. Meski Khubaib dihina dan dibunuh sadis oleh musuh Islam, beliau tetap berpegang teguh kepada tauhid dan wafat dalam keadaan syahid .

Adapun amalan salat sunnah 2 rakaat yang dikerjakan Khubaib bukanlah amalan biasa. Amalan ini tidak pernah dikerjakan oleh siapapun termasuk sahabat yang lain.

Namun, salat sunnah dua rakaat ini murni inisiatif dari Khubaib. Maka Khubaib melakukan perbuatan yang tidak dilakukan, tidak diucapkan dan tidak diajarkan Rasulullah SAW . Kendati masuk kategori bid’ah, tapi inilah bid’ah hasanah. Setelah disampaikan kepada Rasulullah SAW , diakui beliau, amalan ini pun menjadi Sunnah Taqririyyah.

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here
Captcha verification failed!
CAPTCHA user score failed. Please contact us!

Stay Connected

23,893FansLike
1,879FollowersFollow
26,400SubscribersSubscribe
- Advertisement -spot_img

Latest Articles