Home Asal-Usul Ketupat Selalu Ada saat , Ketahui Asal-Usul Ketupat di Indonesia, yuk!

Ketupat Selalu Ada saat , Ketahui Asal-Usul Ketupat di Indonesia, yuk!

0
Ketupat Selalu Ada saat , Ketahui Asal-Usul Ketupat di Indonesia, yuk!
<center>gambar istimewa</center>

Saat hari raya Idulfitri, biasanya keluarga akan berkumpul untuk makan bersama. Salah satu makanan khas Idulfitri adalah ketupat dan opor ayam. Apakah biasanya teman-teman juga menyantap ketupat dan opor ayam saat Idulfitri? Bahkan, ada juga keluarga yang memiliki tradisi membuat ketupat sendiri di rumah, nih. Kira-kira, mengapa ketupat menjadi salah satu ciri khas Idulfitri atau lebaran, ya? Kita cari tahu asal-usul ketupat dekat dengan hari raya Islam dan makna di balik ketupat, yuk!

Asal Usul Ketupat, Salah Makanan Lebaran di Indonesia

gambar istimewa

sejarawan Fadly Rahman dari Universitas Padjajaran Bandung, menurut cerita rakyat ada ketika masa hidup Sunan Kalijaga. Sunan Kalijaga merupakan salah satu tokoh Wali Songo yang berperan dalam penyebaran agama Islam di Pulau Jawa.

Menurut Pak Fadly, Sunan Kalijaga menjadikan ketupat sebagai budaya dan filosofi Jawa yang berbaur dengan nilai keislaman. Sunan Kalijaga membaurkan pengaruh budaya Hindu pada nilai keislaman, sehingga ada akulturasi budaya antara keduanya. Akulturasi adalah percampuran dua kebudayaan atau lebih yang saling bertemu dan memengaruhi.

Pak Fadly juga menjelaskan ada kemungkinan berasal dari zaman Hindu-Buddha di Nusantara. Ketupat memang tidak tertulis dalam prasasti yang diteliti para ahli, namun, menurut Pak Fadly ada tanda bahwa makanan dari beras yang dibungkus dengan nyiur sudah dilakukan masyarakat di Nusantara sebelum masa pra-Islam. Pada zaman pra-Islam, bahan makanan nyiur dan beras dijadikan sebagai sumber daya alam yang dimanfaatkan sebagai makanan masyarakat.

Makna di Balik Ketupat

gambar istimewa

Ternyata, ada makna di balik bentuk dan nama ketupat, teman-teman. Menurut Pak Fadly, ketupat disebut “kupat” oleh masyarakat Jawa dan Sunda, teman-teman. Kata “kupat” memiliki arti “ngaku lepat”, dalam bahasa Indonesia artinya “mengakui kesalahan”. Selain itu “kupat” juga berarti “laku papat” atau empat laku yang tercermin dari empat sisi ketupat.

Empat sisi ketupat juga memiliki maknanya masing-masing, teman-teman. Makna empat sisi ketupat yaitu:

1. Lebaran: Satu sisi ketupat ini bermakna lebaran yang berasal dari kata dasar ‘lebar’. Ini artinya pitu ampun dibuka untuk orang lain.

2. Luberan: Sisi kedua ketupat bermakna luberan yang berasal dari kata dasar ‘luber. Artinya melimpah dan memberi sedekah pada orang yang membutuhkan.

3. Leburan: Sisi ketika ketupat bermakna leburan yang berasal dari kata dasar ‘lebur’. Leburan bermakna melebur dosa yang dilalui selama satu tahun.

4. Laburan: Sisi terakhir ketupat bermakna laburan yang merupakan kata lain ‘kapur’. Nah, kata ini memiliki makna menyucikan diri atau putih kembali seperti bayi.

3. Leburan: Sisi ketika ketupat bermakna leburan yang berasal dari kata dasar ‘lebur’. Leburan bermakna melebur dosa yang dilalui selama satu tahun.

4. Laburan: Sisi terakhir ketupat bermakna laburan yang merupakan kata lain ‘kapur’. Nah, kata ini memiliki makna menyucikan diri atau putih kembali seperti bayi.

Digunakan dalam Berbagai Upacara Adat

Selain dekat dengan hari raya umat Islam, ketupat juga banyak digunakan dalam berbagai upacara adat di Nusantara, teman-teman. Pada zaman kerajaraan Majapahit dan Pajajaran, ada tradisi pemujaan pada Dewi Sri, yang merupakan dewi pertanian dan kesuburan. Namun, seiring perkembangan zaman, lambang ketupat digunakan sebagai makna ucapan syukur pada Tuhan.

Ucapan syukur menggunakan ketupat sebagai ungkapan syukur ini misalnya digunakan pada acara Sekaten atau Grebeg Maulud di Jawa dan beberapa upacara adat di Bali. Ketupat juga menjadi bagian dari tradisi ‘perang ketupat’. Tradisi ini misalnya dilakukan di Bangka setiap memasuki 1 Muharram dan ada juga perang ketupat di Badung, Bali, untuk mendapatkan berkah dan keselamatan. Selain di Indonesia, ketupat juga ditemukan di beberapa daerah di Asia Tenggara, terutama yang banyak ditinggali Suku Melayu.

 

 

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here