28 C
Jakarta
Thursday, March 28, 2024

3 Fakta Sejarah Srimulat, Tak Lepas dari Sosok Putri Bangsawan

Srimulat bukan nama yang asing bagi masyarakat Indonesia. Wajar saja, grup lawak legendaris ini soalnya sudah wara-wiri di industri hiburan nasional sejak 1950-an. Dalam perjalanannya, Srimulat berhasil melahirkan beberapa tokoh komedi ikonik seperti Gepeng, Asmuni, Nunung, Tarzan, hingga Tessy. By the way, ternyata kemunculan Srimulat tak lepas dari sosok perempuan berdarah ningrat lho! Siapakah dia dan bagaimana kisahnya? Simak artikel dibawah ini yaa. Lets Go!

Putri bangsawan yang nekat kabur dari rumah

gambar istimewa

Perjalanan Srimulat berawal dari kisah seorang putri bangsawan Jawa Tengah yang nekat kabur dari rumahnya ke Surakarta dan Yogyakarta. Ia bernama Raden Ayu Srimulat, anak dari Raden Mas Adipati Aryo Tjitrosoma, seorang wedana di Bekonang, Mojolaban, Sukoharjo, Jawa Tengah.

Perempuan kelahiran 7 Mei 1908 ini terkenal sebagai pemain sandiwara panggung, pemain film, dan penyanyi di era akhir 1950-an hingga 1960-an. Passion-nya pada dunia seni terlihat sejak ia berusia 12. Saat itu, Srimulat kecil sudah pandai menembang, menari, dan membatik.

Sebelum mendirikan grup lawak Srimulat, dia beberapa kali pentas dari panggung ke panggung. Dia bahkan pernah dikontrak untuk masuk dapur rekaman oleh perusahaan piringan hitam Burung Kenari, Columbia, dan His Master’s. Lagu-lagu yang pernah dinyanyikannya, yakni Kopi Susu, Padi Bunting, Janger Bali, dan lainnya.

Awalnya bernama Gema Malam Srimulat

gambar istimewa

Srimulat didirikan oleh Teguh Slamet Rahardjo di Solo pada 1950. Awalnya, grup lawak ini bernama Gema Malam Srimulat, sebuah kelompok seni suara dan tari yang melakukan pertunjukan dari satu kota ke kota lain di Jawa Timur sampai Jawa Tengah. Pertunjukan komedi pertama mereka dilakukan pada 30 Agustus 1951. Grup ini sempat berganti nama menjadi Srimulat Review. Kemudian, memasuki 1957, namanya berubah lagi menjadi Aneka Ria Srimulat.

Tiap pemainnya punya ciri khas

gambar istimewa

Selain punya materi yang lucu, hal utama yang dijual dalam pementasan mereka adalah kekhasan para pemainnya. Itu merupakan syarat mutlak yang ditekankan oleh Teguh saat merekrut para calon anggotanya. Sebut saja Asmuni dengan kalimat “hil yang mustahal” dan “tunjep poin” yang sudah sangat melekat padanya.

Ada juga Mamiek Prakoso yang terkenal dengan kalimat “mak bedunduk” dan “mak jegagik” yang artinya sekonyong-konyong dan tiba-tiba. Ciri khas dalam Srimulat adalah penampilan, gaya bicara, dan kalimat-kalimat yang menjadi trademark seorang pemain. Penonton pun sudah hafal satu per satu gaya mereka.

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here
Captcha verification failed!
CAPTCHA user score failed. Please contact us!

Stay Connected

23,893FansLike
1,879FollowersFollow
26,400SubscribersSubscribe
- Advertisement -spot_img

Latest Articles