Perdana Menteri Australia Anthony Albanese mengunjungi Ukraina pada Minggu (3/7/2022). Kunjungan ini dilakukan kurang dari sepekan setelah kunjungan Presiden RI Joko Widodo atau Jokowi ke Kiev pada Rabu (29/6/2022) lalu.
Berbeda dengan Presiden Jokowi yang memilih meninjau Kota Irpin di Ukraina utara, PM Australia berkunjung ke tiga kota di wilayah Provinsi Kyiv, pernah dilanda pertempuran sengit saat Rusia menyerang wilayah tersebut.
Kunjungan Albanese ini diumumkan oleh Gubernur Kyiv, Oleksiy Kuleba pada Minggu (3/7/2022). Melalui pesan yang diunggah pada akun Telegram-nya, dia menceritakan, Albanese mengunjungi kota Bucha, Kota Irpin, dan Kota Hostomel.
Ukraina mengatakan, bahwa Rusia melakukan kekejaman terhadap warga sipil saat menggempur kota-kota itu. Sementara, Moskwa menepis tuduhan tersebut.
“Australia mendukung Ukraina dan ingin melihat keadilan ditegakkan atas kejahatan-kejahatan yang terjadi di sini,” kata Albanese, seperti dikutip Kuleba dalam unggahan pesannya, sebagaimana dilansir dari Reuters.
Australia tambah bantuan untuk Ukraina
Bertemu dengan Presiden Volodymyr Zelenskyy, Albanese menjanjikan lebih banyak bantuan lagi untuk Ukraina. Dilansir dari BBC, Senin (4/7/2022), tambahan paket bantuan dari Australia untuk Ukraina adalah beberapa pesawat nirawal atau drone dan 34 kendaraan lapis baja. Ia juga mengumumkan sanksi dan larangan perjalanan terhadap tambahan 16 menteri dan oligarki Rusia. Canberra juga mengakhiri impor emas batangan dari Moskow.
Australia sebut ada kejahatan perang terhadap warga Ukraina
Albanese juga sempat menyalan lilin di kuburan massal di Bucha untuk mendoakan para warga sipil yang tewas akibat invasi Rusia. Ribuan warga Ukraina dilaporkan tewas sejak Rusia melancarkan invasi pada 24 Februari lalu.
“Gedung tempat tinggal warga diserang secara brutal. Ini adalah kejahatan perang,” ucap Albanese.
Australia mendukung penuh Ukraina
Dalam konferensi persnya di istana kepresidenan di Kiev, Albanese menegaskan bahwa Australia akan mendukung Ukraina sampai kapan pun. Tambahan bantuan dari Negeri Kanguru tersebut menjadikan total bantuan yang diterima Ukraina sebesar 390 juta dolar Amerika. Australia juga mempertimbangkan untuk membuka kembali kedutaan besarnya di Kiev, seperti yang sudah dilakukan Inggris dan Amerika Serikat.