25.6 C
Jakarta
Thursday, April 18, 2024

Food Porn Makanan Viral, Apa Dampak Buruk Bagi Kesehatan?

Kita telah terbiasa disuguhi konten makanan dalam platform media sosial yang bisa terlihat sangat menggiurkan. Tak jarang, setelah melihatnya kita jadi tertarik untuk mencobanya. Efek tersebut bisa dibilang berkaitan dengan bagaimana penyajian makanan yang dibuat sangat menarik sedemikian rupa, yang disebut sebagian orang sebagai “food porn“.

Definsi food porn sendiri adalah foto yang menampilkan makanan dengan cara yang menggugah selera, bahkan cenderung dilebih-lebihkan agar terlihat menggoda.

Seiring meningkatnya tren makanan viral, food porn menjadi sesuatu yang lumrah. Namun, menurut penelitian, tren ini bisa membawa konsekuensi buruk bagi kesehatan. Apa saja dampak food porn dan apakah sepenuhnya buruk?

Food porn bisa mendatangkan rasa lapar

gambar istimewa

Dalam beberapa kasus food porn, terutama yang berkaitan dengan makanan tinggi lemak dan gula, telah terbukti meningkatkan hormon lapar (grelin). Seperti yang dicatat dalam studi “Ghrelin Levels Increase after Pictures Showing Food” dalam jurnal Obesity (Silver Spring) tahun 2012, yang menemukan bahwa hanya melihat gambar makanan mungkin cukup untuk menyebabkan peningkatan grelin.

Food porn juga ditemukan bisa merangsang korteks prefrontal dan insula, yang merupakan dua komponen utama otak dalam sistem penghargaan dan pengambilan keputusan.

Berdasarkan penelitian bertajuk “Eating with Our Eyes: From Visual Hunger to Digital Satiation” dalam jurnal Brain and Cognition tahun 2016, disebutkan bahwa paparan terhadap gambar food porn memicu kelaparan virtual yang diakibatkan oleh aktivitas saraf, respons fisiologis dan psikologis, serta perhatian visual, terutama di otak yang mengatur rasa lapar.

Hal tersebut berarti bahwa makin banyak seseorang menerima paparan informasi yang memuat food porn, maka risikonya lebih besar untuk mengonsumsi makanan tinggi gula dan lemak dalam jumlah yang lebih besar.

Food porn mengubah cara pandang tentang makanan

gambar istimewa

Studi berjudul “You Eat with Your Eyes First” dalam jurnal Physiology and Behavior tahun 2012 menemukan bahwa detail yang tampaknya kecil tentang penampilan hidangan, seperti kilap, kerataan, dan bentuk, dapat mengubah cara orang merasakan cita rasa dan bau makanan.

Demikian pula penelitian lain yang dimuat jurnal Appetite tahun 2013 menunjukkan bahwa dengan melihat gambar-gambar indah dari makanan kualitas restoran, ini dapat membuat kita percaya kalau makanan kita tidak terlihat layak muncul di media sosial, maka itu tidak cukup baik.

Dilansir Huffpost, sebagaimana dampak negatif pornografi yang membuat penonton berekspektasi tidak realistis, paparan food porn juga memengaruhi bagaimana orang memiliki ekspektasi terhadap makanan dalam kehidupan nyata. Kadang, itu bisa menjadi bumerang karena tidak semua makanan yang terlihat enak mengandung nutrisi yang dibutuhkan tubuh.

Food porn bisa mengalihkan perhatian dari makanan

gambar istimewa

Ada dua kontradiksi yang menarik mengenai food porn. Sementara food porn bisa menstimulasi orang untuk tertarik mencoba menu yang sama, ternyata penelitian juga menunjukkan kalau dalam hal nafsu makan, food porn bisa menjadi pengganti dari makanan itu sendiri.

Sebuah penelitian tahun 2011 menyimpulkan bahwa dengan hanya melihat gambar makanan dapat membuat orang berpaling dari makanan yang asli. Hanya saja itu berlaku bila makanan dalam gambar memiliki rasa yang mirip dengan hidangan asli (apa pun) yang akan dikonsumsi.

Studi itu bertajuk “Satiation form Sensory Simulation: Evaluating Foods Decreases Enjoyment of Similar Foods” menerangkan bahwa ketika partisipan melihat foto makanan ringan dengan rasa asin, dan kemudian makan kacang asin, mereka cenderung menikmati lebih sedikit kacang daripada orang yang melihat foto makanan penutup.

Food porn mengubah kebiasaan makan

gambar istimewa

Food porn memiliki kemampuan untuk memengaruhi perilaku makan seseorang. Ketika orang melihat gambar yang telah diatur dalam hal ukuran porsi, bahan, dan warna, itu dapat meningkatkan keinginan untuk mengonsumsi makanan yang terlihat enak.

Food porn juga dapat menciptakan norma seputar porsi makanan yang dapat memengaruhi porsi yang dikonsumsi dalam kehidupan nyata. Misalnya konten mukbang atau iklan makanan, sejumlah porsi akan ditingkatkan untuk menggugah selera orang-orang yang melihatnya. Ini cukup berdampak besar pada kebiasaan makan seseorang yang secara tidak sadar menginginkan penyesuaian.

Kebiasaan makan ini bisa berakibat pada naiknya berat badan. Misalnya, studi dalam jurnal Perspective in Public Health tahun 2016 menunjukkan bahwa ada hubungan yang jelas antara menonton acara memasak dengan memiliki indeks massa tubuh (IMT) yang lebih tinggi.

Apakah food porn sepenuhnya buruk?

Kabar baiknya, tidak semua hal tentang food porn itu buruk karena hidangan yang disajikan dengan baik juga dapat menginspirasi untuk mengonsumsi makanan yang lebih sehat dan bergizi seimbang.

Saat hidangan sehat terlihat lezat dan mengundang selera, kita mungkin lebih termotivasi untuk memasak dan mengonsumsinya. Dampak dari paparan visual itu menunjukkan hasil yang mencolok, yaitu balita mengonsumsi lebih banyak sayuran asing yang mereka lihat dalam buku bergambar daripada sayuran yang biasa dimakan.

Beberapa kecenderungan dampak negatif dari food porn, mungkin membuat kita ingin membatasi paparan informasi yang memicu nafsu makan. Namun, menghindarinya bisa dibilang sulit karena begitu banyaknya konten makanan di media sosial.

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here
Captcha verification failed!
CAPTCHA user score failed. Please contact us!

Stay Connected

23,893FansLike
1,879FollowersFollow
26,500SubscribersSubscribe
- Advertisement -spot_img

Latest Articles