Saat sulit buang air besar, kita pasti berpikit kalau diri kita kekurangan asupan serat. Faktanya, tak selamanya sembelit terjadi karena kurang asupan serat. Melansir Medical News, stres juga bisa menjadi penyebab seseorang sulit buang air besar. Ketika stres telah menyebabkan gejala fisik, hal ini dikenal dengan gejala somatik.
Stres bisa memicu sembelit
Dalam situasi stres, kelenjar adrenal tubuh melepaskan hormon yang disebut epinefrin, yang berperan dalam apa yang disebut respons fight-or-flight.
Hal ini menyebabkan tubuh mengalihkan aliran darah dari usus ke organ vital, seperti jantung, paru-paru, dan otak. Akibatnya, gerakan usus melambat, dan sembelit bisa terjadi. Sebagai respons terhadap stres, tubuh melepaskan lebih banyak faktor pelepas kortikotropin (CRF) di usus. Hormon ini bekerja langsung pada usus, yang dapat memperlambat dan menyebabkan meradang. Usus memiliki berbagai jenis reseptor CRF, beberapa di antaranya mempercepat proses di usus, sementara yang lain memperlambatnya. Stres menyebabkan peningkatan permeabilitas usus. Permeabilitas ini memungkinkan senyawa inflamasi masuk ke usus, yang dapat menyebabkan perasaan penuh di perut keluhan umum di antara orang-orang yang berjuang dengan sembelit.
Stres juga dapat mempengaruhi bakteri sehat normal di usus sehingga memperlambat pencernaan.
Beberapa cara mengatasi sembelit
Beberapa cara terbaik untuk meredakan sembelit termasuk memperbaiki pola makan, makan banyak serat, dan tetap terhidrasi. Olahraga teratur juga dapat membantu karena aktivitas fisik mendorong gerakan di usus, yang membantu meringankan sembelit. Gaya hidup semacam ini juga membantu mengurangi tingkat stres. Anda juga perlu menghindari alkohol, rokok, dan makanan tinggi gula dan lemak karena dapat meningkatkan risiko sembelit dan stres. Untuk mengatasinya sembeli akibat stres, Anda juga bisa menggunakan perawatan standar seperti menggunakan onbat pencahar.
Namun, cara ini tidak mengatasi penyebab konstipasi. Menggunakannya terlalu lama dapat mengurangi kemampuan tubuh untuk membuang tinja secara alami. Anda bisa mencoba untuk berkosultasi dengan profesional kesehatan mental untuk mengidentifikasi sumber stres yang menyebabkan konstipasi. Cara ini mungkin sangat membantu bagi orang-orang dengan riwayat trauma atau kondisi kesehatan mental, seperti depresi atau kecemasan. Melakukan kegiatan menghilangkan stres sehari-hari juga dapat membantu. Contoh kegiatan ini termasuk meditasi, yoga, jurnal, membaca buku, dan mendengarkan musik yang damai.
Cara menghindari stress
Hindari Alkohol dan Nikotin
Hindari, atau setidaknya kurangi, konsumsi nikotin dan minuman apa pun yang mengandung alkohol dan kafein. Tukar minuman berkafein dan beralkohol dengan air putih, teh herbal, atau jus buah alami. Sudah menjadi sifat alami manusia untuk mengonsumsi depresan dan stimulan ketika pikiran terganggu.
Makan dengan Benar
Makan makanan yang seimbang dan mengikuti diet yang sehat sangat membantu dalam mengatasi stres. Atur diet Anda dengan banyak sayuran dan buah-buahan. Konsumsi makanan seperti almond, pisang, susu dalam diet Anda karena kemampuannya mengelola tingkat stres Anda. Coba hindari makanan ringan bergula dan tambahkan ikan dengan kadar asam lemak omega-3 yang tinggi ke dalam makanan Anda, karena asam lemak omega-3 terbukti mengurangi gejala stres.
Berolahraga secara teratur
Saat stres, berolahraga. Berolahraga tidak selalu berarti hanya berkeringat di gym atau studio yoga. Bisa jadi berjalan kaki singkat di sekitar kantor atau bahkan di sekitar rumah Anda di malam hari. Berolahraga melepaskan endorfin yang meningkatkan suasana hati yang membantu meningkatkan suasana hati Anda Olahraga kecil bahkan dalam situasi stres dapat membantu menurunkan tingkat stres secara drastis. Hanya 20 menit berjalan kaki atau yoga setiap hari membantu mengurangi tingkat stres Anda dan meningkatkan suasana hati Anda secara keseluruhan. Anda juga dapat melatih pikiran Anda melalui meditasi, yang membantu menjernihkan dan mengacaukan pikiran Anda.
Dengarkan Musik
Ketika Anda sangat stres, cobalah beristirahat dan mendengarkan musik yang menenangkan. Penelitian telah mendukung efek positif musik pada otak dan tubuh seperti menurunkan tekanan darah dan mengurangi kortisol, hormon yang terkait dengan stres.