31.3 C
Jakarta
Thursday, March 28, 2024

Wisata Taman Nasional Komodo

Penerapan biaya kontribusi Rp 3,75 juta ke Taman Nasional Komodo, Nusa Tenggara Timur (NTT) yang rencananya diterapkan Agustus 2022 menuai pro dan kontra. Di tengah situasi tersebut, upaya konservasi dan penerapan pariwisata berkelanjutan dinilai menjadi hal penting yang perlu digarisbawahi jika ingin mempertahankan kualitas destinasi tersebut.

Kesaksian Emil Salim

gambar istimewa

Emil Salim, Menteri Lingkungan Hidup pertama RI yang menjabat pada 1978-1993 menjadi saksi penetapan Taman Nasional Komodo sebagai salah satu Taman Nasional pertama di Indonesia. Daya tarik TN Komodo adalah satwa komodo itu sendiri.

Komodo sebagai makhluk hidup menurutnya harus dipertahankan dan destinasi itu berbeda dari destinasi lain, misalnya Bali yang lebih menonjolkan budaya atau tempat.

Wisata komodo adalah wisata dengan living creature (makhluk hidup) yang unik, yang merupakan binatang yang historis. Ini disampaikannya saat melakukan audiensi di TN Komodo, 7 Juli 2022.

Ia menambahkan, strategi pariwisata di daerah habitat komodo idealnya tak mengedepankan kuantitas pengunjung, melainkan pada kualitas tamu. Sebab, jika ekosistem komodo terganggu, kehidupan satwa purba itu juga ikut terganggu. Manusia tidak bisa sembarangan mengakses habitat komodo, termasuk membuang sampah sembarangan dan penggunaan lahan.

“Tidak ada yang peduli pada dampak dari penggunaan lahan, perubahan iklim, suhu, serta alam. Tidak ada yang peduli. Yang penting wisatawan dapat hotel, dapat berwisata, dan dapat naik kapal. Apakah ada yang peduli dengan komodo? Tidak ada. Yang penting uang, uang, dan uang,” tuturnya.

Data pertumbuhan wisatawan dan ekonomi

gambar istimewa

Selain itu, kajian juga menunjukkan perlunya pembatasan pengunjung. Dari hasil kajian, diperoleh bahwa kapasitas ideal TN Komodo dalam menampung wisatawan adalah sebanyak 219.000 dan maksimal sebanyak 292.000 kunjungan per tahun. Jumlah itu jika dilihat berdasarkan sejumlah faktor, termasuk panjang jalur terpendek trekking, lama berjalan rata-rata wisatawan, lama berkunjung wisatawan hingga tingkat kenyamanan berwisata, serta mempertimbangkan nilai jasa ekosistem di dalamnya.

Berdasarkan data pertumbuhan wisatawan dan ekonomi tim Kajian Daya Dukung Daya Tampung berbasis Jasa Ekosistem. Pertumbuhan wisatawan di TN Komodo tercatat mengalami kenaikan 1,33 kali pada rentang waktu tahun 2013-2016, menjadi 2,05 kali selama rentang waktu 2016 hingga 2019.

Hal ini disebut malah berbanding terbalik dengan pertumbuhan ekonomi Manggarai Barat mengalami penurunan dari 1,7 kali selama 2013-2016. Penurunan tersebut menjadi 1,5 kali selama 2016-2019. Mengacu pada data tersebut, tim kajian menilai perlu ada program konservasi dan penerapan pariwisata berkelanjutan guna menunjang kelestarian ekosistem TN Komodo.

Apalagi sejak September 2021, status komodo sebagai satwa liar daftar merah International Union for Conservation (IUCN) atau berstatus terancam punah. “Maka jangan jumlah pengunjung menjadi kriteria, yang menjadi obyek wisata adalah makhluk hidup, bukan barang mati. Apabila ekosistemnya terganggu, bisa mengganggu ekuilibrium kehidupan komodo, yang mana kita tidak punya ahlinya,” kata Emil.

Penolakan kenaikan tarif masuk TN Komodo

gambar istimewa

Kenaikan tarif masuk TN Komodo mendapat penolakan dari sejumlah pihak, terutama para pelaku wisata dan masyarakat sekitar yang terdampak.

Kelompok masyarakat yang terdiri dari asosiasi pelaku pariwisata, petani, dan nelayan, misalnya, sempat melakukan demonstrasi di Labuan Bajo, NTT untuk menyatakan sikap penolakan terhadap wacana kenaikan tarif masuk ke TN Komodo, seperti dikutip dari Kompas.com.

Mereka mengkhawatirkan kenaikan tarif masuk dapat berdampak buruk terhadap ekonomi masyarakat sekitar. Sebab, harga tiket tersebut dinilai hanya terjangkau untuk kelompok menengah ke atas. Terkait hal ini, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno meyakini kawasan TN Komodo tak akan menjadi sepi wisatawan. Menyampaikan pentingnya konservasi menurutnya malah berpotensi membuat banyak orang ingin berkunjung ke sana.

Pembatasan hanya di Pulau Komodo dan Pulau Padar

gambar istimewa

Adapun mengenai tarif masuk baru dan pembatasan pengunjung rencananya hanya akan diterapkan di dua pulau saja, yakni Pulau Komodo dan Pulau Padar. Hal itu telah ditegaskan kembali oleh Presiden Joko Widodo di sela kunjungannya ke Labuan Bajo, Kamis.

“Komodo di Pulau Rinca dan di Pulau Komodo itu komodonya juga sama, wajahnya juga sama. Jadi kalau mau liat komodo silakan ke Pulau Rinca, di sini ada komodo. Mengenai bayarnya berapa, tetap,” ujarnya di Pulau Rinca, Kamis, seperti dikutip dari Kompas.com.

Nah, itulah wisata taman komodo yang berlokasi di Pulau Rinca. Wisata taman komodo ini juga bisa jadi referensi liburan kalian, loh!

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here
Captcha verification failed!
CAPTCHA user score failed. Please contact us!

Stay Connected

23,893FansLike
1,879FollowersFollow
26,400SubscribersSubscribe
- Advertisement -spot_img

Latest Articles