26.1 C
Jakarta
Wednesday, April 17, 2024

Komnas Perempuan Perhatikan Kondisi 4 Wanita di Pusaran Kasus Brigadir J

Komnas Perempuan menyampaikan ada empat perempuan yang terdampak akibat kasus tewasnya Brigadir Nofriansyah Yoshua Hutabarat atau Brigadir J. Untuk itu, Komnas Perempuan memberi perhatian kepada empat perempuan tersebut.

Komisioner Komnas Perempuan Siti Aminah mengatakan keempatnya adalah istri Irjen Ferdy Sambo, Putri Candrawati, pacar Brigadir J, Vera. Kemudian ada ibu Brigadir J, Rosti Simanjuntak, dan seorang Polwan yang disangkutpautkan, AKP Rita Sourcha Yuliana.

“Setidaknya terdapat empat orang perempuan yang masuk dalam pusaran kasus ini. Yaitu Ibu P, pelapor kekerasan seksual dan saksi tewasnya J yang terbunuhnya J, yang masih terguncang jiwanya. Ibu Rosti, ibu dari J, yang harus kehilangan anak laki-laki kebanggaannya. Vera, kekasih J, yang selain kehilangan kekasih juga masih merasa tertekan. Rita, Polwan yang diberitakan berkarier baik, juga ikut terimbas karena disangkutkan dengan kasus ini,” kata Siti saat dihubungi, Jumat (5/8/2022).

Dampak yang dirasakan Keempat wanita

Ketua Komnas Perempuan Andy Yentriyani. [sumber:antara]
Siti mengatakan dampak dirasakan baik secara langsung maupun tidak langsung oleh keempatnya. Hal itu, kata Siti, juga berdampak pada kesentosaan hidup keempatnya.

“Mereka langsung maupun tidak langsung terdampak kasus ini. Mereka berduka, mengalami kelelahan yang mempengaruhi kesentosaan mereka sebagai perempuan,” ujarnya.

Siti menyampaikan pihaknya terbatas menjangkau komunikasi dengan Putri. Siti menyebut Komnas Perempuan mendukung dan menyampaikan solidaritas kepada semuanya agar kondisi kembali pulih.

“Komnas Perempuan sendiri baru terbatas menjangkau Ibu P, mengingat adanya pelaporan maupun posisinya sebagai perempuan yang berhadapan dengan hukum. Namun kami menyampaikan solidaritas dan dukungan agar semuanya kembali pulih,” imbuhnya.

Baku Tembak Tewaskan Brigadir J

Siti Aminah

Sebelumnya, baku tembak antara Brigadir J atau Brigadir Yoshua dan Bharada E dilaporkan terjadi di rumah singgah Irjen Ferdy Sambo di kompleks Polri Duren Tiga, Jakarta Selatan, Jumat (8/7) sore. Baku tembak itu menewaskan Brigadir J.

Polisi menyebut baku tembak diawali dugaan pelecehan oleh Brigadir J terhadap istri Irjen Ferdy Sambo. Brigadir J merupakan personel kepolisian yang ditugaskan sebagai sopir istri Ferdy Sambo.

Dugaan pelecehan itu disebut membuat istri Ferdy Sambo berteriak. Teriakan itu kemudian didengar Bharada E yang bertugas sebagai pengawal Irjen Ferdy Sambo. Bharada E pun bertanya tentang apa yang terjadi tapi direspons dengan tembakan oleh Brigadir Yoshua.

Brigadir Yoshua dan Bharada E kemudian disebut terlibat baku tembak. Brigadir Yoshua tewas dalam baku tembak.

Kasus ini baru diungkap ke publik tiga hari kemudian atau Senin (11/7). Sejumlah pihak, mulai dari Menko Polhukam Mahfud Md hingga Ketua Komisi III DPR Bambang Wuryanto, menilai ada kejanggalan dalam kasus ini.

Kapolri Jenderal Listyo Sigit pun membentuk tim khusus untuk mengusut kasus ini. Selain itu, Komnas HAM dan Kompolnas ikut mengusut sebagai tim eksternal.

Ketua Komnas Perempuan mengimbau semua pihak menghentikan spekulasi kasus penembakan Brigadir J

Ketua Komisi Nasional (Komnas) Perempuan Andy Yentriyani. (sumber:Mercurius Thomos Mone/JPNN.com)

Ketua Komnas Perempuan Andy Yentriyani mengimbau semua pihak agar menghentikan spekulasi peristiwa dalam kasus penembakan Brigadir Nopryansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J. Semua pihak disarankan menunggu hasil penyelidikan kepolisian.

Selain itu, dia meminta pihak-pihak terkait untuk memastikan perlindungan dan pemulihan bagi pelapor yakni P, istri Kadiv Propam Polri. Pelapor berinisial P melaporkan tindak kekerasan seksual terhadap dirinya.

Semua pihak diingatkan agar publikasi seputar insiden penembakan itu untuk perhatikan kerentanan berbasis gender yang dihadapi perempuan.”Hal itu untuk memastikan pemenuhan hak-hak perempuan pelapor atau korban kekerasan seksual, khususnya dalam aspek pelindungan dan pemulihan,” katanya.

Andy menambahkan bahwa Komnas Perempuan terus berkoordinasi dan terbuka untuk memberikan asistensi kepada Polri maupun Komnas HAM guna memastikan penyelidikan memperhatikan kerentanan dan dampak peristiwa berbasis gender bagi perempuan berhadapan dengan hukum, baik sebagai saksi maupun korban.

Jadi, itulah penjelasan komnas perempuan mengapa harus perhatikan dan mengimbau semua pihak agar menghentikan spekulasi peristiwa dalam kasus penembakan Brigadir Nopryansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J.

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here
Captcha verification failed!
CAPTCHA user score failed. Please contact us!

Stay Connected

23,893FansLike
1,879FollowersFollow
26,500SubscribersSubscribe
- Advertisement -spot_img

Latest Articles