26.4 C
Jakarta
Friday, March 29, 2024

Asal Usul dan Sejarah dari Nama Kota Samarinda

Kota Samarinda adalah ibu kota Provinsi Kalimantan Timur. Kawasan Samarinda yang ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN) ini memiliki sejarah asal-usul yang panjang sejak zaman Kerajaan Kutai Kartanegara.

Luas wilayah Kota Samarinda yakni 718 Km persegi dan dilewati Sungai Mahakam yang merupakan sungai terbesar kedua di Pulau Kalimantan. Jumlah penduduk Samarinda pada 2020, menurut hasil Sensus Penduduk 2020, sebanyak 827.994 jiwa.

Sejarah Kota Samarinda

pemandangan masjid di samarinda

Sejarah Kota Samarinda dan asal-usulnya tak terlepas dari salah satu kerajaan di Nusantara, yakni Kerajaan Kutai Kertanegara. Dilansir dari laman resmi Kota Samarinda, dijelaskan bahwa dahulunya sebelum dikenal dengan nama Samarinda. Kawasan ini termasuk dalam Kerajaan Kutai Kartanegara.

Kerajaan Kutai Kartanegara ini berdiri pada tahun 1300 Masehi di Kutai Lama. Sebuah kawasan di hilir Sungai Mahakam dari arah tenggara Samarinda. Kerajaan Kutai Kartanegara merupakan daerah taklukan (vasal) dari Kerajaan Banjar. Kerajaan semula bernama Kerajaan Negara Dipa, ketika dipimpin oleh Maharaja Suryanata.

Ini adalah periode atau zaman yang sama dengan era Kerajaan Majapahit (abad ke-14 sampai 15 Masehi). Dalam perjalanan sejarah Kota Samarinda ini, disebutkan bahwa pusat Kerajaan Kutai Kartanegara di Kutai Lama semula di Jahitan Layar. Kemudian berpindah ke Tepian Batu pada tahun 1635, setelah itu pindah lagi ke Pemarangan (Jembayan) pada tahun 1732, terakhir di Tenggarong sejak tahun 1781 hingga 1960.

Penduduk awal yang mendiamin Kalimantan bagian timur adalah Suku Kutai Kuno yang disebut Melanti. Termasuk ras Melayu Muda (deutro Melayu) sebagai hasil pencampuran ras Mongoloid, Melayu, dan Wedoid yang migrasi dari Semenanjung Kra pada abad ke-2 Sebelum Masehi (SM). Pada abad ke-13 Masehin (tahun 1201-1300_, sebelum dikenalnya nama Samarinda, sudah ada perkampungan penduduk di enam lokasi.

Di antara lokasi yang dimaksud adalah Pulau Atas, Karang Asam, Karamumus (Karang Mumus), Luah Bakung (Loa Bakung), Sembuyutan (Sambutan) dan Mangkupelas (Mangkupalas). Penyebutan enam kampung di atas tercantum dalam manuskrip. Surat Salasilah Raja Kutai Kartanegara yang ditulis oleh Khatib Muhammad Tahir pada 30 Rabiul Awal 1265 Hijriyah (24 Februari 1849 M).

Dikisahkan dalam sejarah Samarinda, pada tahun 1565, terjadi migrasi suku banjar dari Batang banyu ke daratan Kalimantan bagian timur. Lalu, suku Banjar juga menyebar di wilayah Kerajaan Kutai Kartanegara, yang di dalamnya meliputi kawasan di daerah yang sekarang disebut Samarinda.

Hari Jadi Kota Samarinda

kota samarinda

Orang-orang Bugis Wajo bermukim di Samarinda pada Januari 1668. Tahun tersebut menjadi penanda untuk menetapkan Hari Jadi Kota Samarinda.

Dalam Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Samarinda Nomor: 1 Tahun 1988 Tanggal 21 Januari 1988, pasal 1 berbunyi “Hari Jadi Kota Samarinda ditetapkan pada tanggal 21 Januari 1688 M bertepatan dengan Tanggal 5 Sya’ban 1078 H”.

Kota Samarinda mengalami beberapa kali pemekaran. Hingga, pada peraturan daerah No 6 Tahun 2014, kelurahan dimekarkan menjadi 59 kelurahan, dari 10 kecamatan.

Asal Usul Nama Samarinda

pemandangan kota samarinda

Berdasarkan catatan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, sekurang-kurangnya ada empat versi asal-usul nama Kota Samarinda. Di antara sebagai berikut:

  1. Berasal dari Bahasa Melayu Untuk versi yang pertama yakni, asal usul nama Samarinda yang awalnya Samarendah, yang mana berasal dari Bahasa Melayu, dari kata “sama” dan “rendah”. Dua kata ini merupakan kata yang didapatkan berdasarkan persamaan ukuran tinggi rumah-rumah rakit-terapung penduduk di Samarinda Seberang yang tidak ada lebih tinggi antara satu dengan yang lain, yang juga bermakna tatanan kemasyarakatan yang egaliter.
  2. Berasal dari Bahasa Banjar Untuk versi berikutnya, disebutkan bahwa nama Kota Samarinda didapatkan dari Bahasa Banjar. Meski berasal dari dua kata yang serupa dengan Bahasa Melayu yaitu “sama” dan rendah, tetapi ini didasarkan persamaan ukuran tinggi Sungai Mahakam dengan daratan di tepiannya yang sama-sama rendah. Dulu setiap kali air pasang, kawasan tepian kota selalu tenggelam. Lalu, tepian Mahakam mengalami pengerukan/penimbunan berkali-kali hingga kini bertambah 2 meter dari ketinggian semula.
  3. Berasal dari Bahasa Sanskerta Asal nama Kota Samarinda berikutnya yakni berasal dari Bahasa Sanskerta. Nama kota ini diambil dari kata “Samarindo” yang berarti salam sejahtera.
  4. Tradisi lisan Versi lainnya yakni didapatkan berdasarkan dari tradisi lisan bahwa nama Samarinda berasal dari Bahasa Melayu dari kata “samar” dan “indah”.

Nah, jadi itulah penjelasan mengenai asal usul dan sejarah dari nama kota Samarinda. Semoga informasinya bermanfaat ya!

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here
Captcha verification failed!
CAPTCHA user score failed. Please contact us!

Stay Connected

23,893FansLike
1,879FollowersFollow
26,400SubscribersSubscribe
- Advertisement -spot_img

Latest Articles