Home Kesehatan Gejala Tipes Kambuh, Kenali Penyebab dan Penanganannya

Gejala Tipes Kambuh, Kenali Penyebab dan Penanganannya

Gejala Tipes Kambuh, Kenali Penyebab dan Penanganannya

Channel E – Penderita tipes umumnya merasa lebih baik setelah minum antibiotik. Namun, beberapa penderitanya ada yang mengalami kekambuhan setelah pengobatan selesai. Ketika gejala tipes kambuh, Anda memerlukan pengobatan lanjutan.

Tipes atau demam tifoid merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Salmonella typhi. Penyakit ini umumnya menular melalui makanan dan minuman yang telah terkontaminasi oleh kuman tersebut. Selain itu, demam tifoid juga lebih banyak terjadi pada lingkungan yang kurang higienis.

gambar istimewa

Penyebab Gejala Tipes Kambuh

Gejala tipes umumnya berupa demam yang meningkat secara bertahap dan bisa mencapai 40 °C, sakit kepala, sakit perut, lemas, diare atau sembelit, kehilangan nafsu makan dan berat badan menurun, nyeri otot, atau ruam merah pada perut dan dada.

Meski sudah merasa sembuh, penyakit tipes merupakan penyakit kekambuhan yang gejalanya bisa muncul kembali. Hal ini karena bakteri Salmonella masih berada di dalam tubuh.

Umumnya, gejala tipes kambuh sekitar seminggu setelah pengobatan antibiotik selesai. Namun pada sebagian kasus, gejala tipes bisa kambuh sekitar 2 bulan setelah sembuh. Meski demikian, gejala yang kambuh biasanya lebih ringan dan berlangsung lebih singkat daripada sebelumnya.

Penanganan ketika Gejala Tipes Kambuh

Pengobatan penyakit tipes yang utama adalah melalui pemberian antibiotik. Jenis antibiotik yang umumnya diberikan antara lain:

Ciprofloxacin (Cipro)

Dokter sering meresepkan antibiotik jenis ini untuk orang dewasa yang tidak hamil. Sayangnya, saat ini beberapa tipe bakteri Salmonella kebal terhadap ciprofloxacin.

Azitromisin (Zitromaks)

Obat ini diberikan untuk pasien yang tidak dapat menggunakan ciprofloxacin atau bakteri telah resisten terhadap ciprofloxacin.

Ceftriaxone

Antibiotik ini digunakan untuk kasus tipes yang lebih serius atau untuk orang yang tidak bisa mengonsumsi ciprofloxacin, seperti anak-anak.

Umumnya gejala akan membaik dalam waktu 3–5 hari setelah pengobatan dimulai. Meski gejala semakin membaik, antibiotik harus tetap dihabiskan sesuai petunjuk dokter untuk mencegah bakteri menjadi resisten di kemudian hari.

Ketika penderita mengalami gejala tipes kambuh, dokter mungkin akan merekomendasikan pengobatan antibiotik lanjutan. Hal ini juga berlaku bagi mereka yang masih memiliki bakteri Salmonella di dalam feses setelah melalui uji laboratorium, meski tidak lagi mengalami gejala.

Orang yang masih memiliki bakteri Salmonella di dalam tubuh disebut sebagai carrier, karena dapat menularkan penyakit tipes pada orang lain melalui feses dan urine. Durasi antibiotik lanjutan ini bisa berlangsung hingga 28 hari untuk memastikan kuman benar-benar mati.

Hindari mempersiapkan makanan untuk orang lain dan merawat anak kecil, hingga hasil laboratorium menunjukkan Anda bebas Salmonella. Selain itu, untuk mencegah penyebaran tipes, pastikan untuk selalu mencuci tangan dengan sabun setelah dari toilet.

Tipes dapat dicegah dengan mendapatkan vaksinasi tifoid, mengonsumsi makanan dan minuman sehat yang higienis, serta membiasakan diri untuk cuci tangan. Jika sebelumnya menderita tipes dan kemudian mengalami gejala tipes kambuh, periksakan kembali ke dokter untuk mendapatkan pengobatan atau perawatan yang tepat.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here