26.4 C
Jakarta
Saturday, March 23, 2024

Inilah Tanggapan Pihak Pertamina Mengenai Isu Kenaikan Harga Pertalite

Saat ini ramai isu mengenai kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertalite naik sebesar Rp 2.350 sehingga harga per liternya menjadi Rp 10.000. Informasi tersebut menyebar di berbagai media sosial Twitter hingga Instagram.

Salah satunya diunggah oleh akun ini. Hingga kini, unggahan tersebut telah mendapat 11.369 likes dan banyak respons dari warganet. Beragam komentar datang dari warganet.

“faktor harga minyak memang naik karna efek ukraina sm rusia, jadi mau gimana lagi,” tulis salah seorang akun.

“Naik terus, kayak gengsimu,” tulis akun lainnya.

Lalu, benarkah harga Pertalite akan naik Rp 2.350 sehingga menjadi Rp 10.000 per liter? Yuk langsung disimak penjelasan dari pihak Pertamina dibawah ini:

Penjelasan Pertamina

Pertalite Jadi Buruan di Parung Panjang (Sumber:Detikcom)

Terkait ramainya kabar akan adanya kenaikan harga Pertalite naik Rp 2.350 atau menjadi Rp 10.000 per liter. Tanggapan dari Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Irto Ginting. Dia menyampaikan, Pertamina saat ini masih menunggu arahan dari pemerintah.

“Sementara kami masih menunggu arahan dari Pemerintah, karena penentuan harga merupakan kewenangan dari Regulator,” ungkapnya pada Jumat (19/8/2022).

Meski demikian, pihaknya menegaskan untuk saat ini harga Pertalite masih tetap sebesar Rp 7.650.

“Hingga saat ini harga pertalite masih tetap Rp 7.650 sebagaimana ditentukan Pemerintah,” ungkapnya.

Sinyal Kenaikan Harga BBM

Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir (Sumber:Dok.Kementerian BUMN)

Sebelumnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyampaikan, saat ini belum ada penugasan kepada pihak Pertamina untuk menaikkan harga Pertalite. Ia menyebut, pemerintah masih membahas pengurangan subsidi yang berkaitan dengan kenaikan harga Pertalite.

“Rencananya pengurangan subsidi, itu masih dibahas, belum ada putusannya. Jadi kan dari Kemenko, Menteri ESDM, dan Menkeu,” ujar Erick Thohir, pada Selasa (16/8/2022).

Ia juga mengatakan pada dasarnya pembahasan kenaikan harga Pertalite tak melibatkan Kementerian BUMN. Namun jika sudah terdapat keputusan, maka Pertamina sebagai BUMN yang ditugaskan sebagai penyalur akan diberi penugasan untuk mengimplementasikan kenaikan harga.

“Black and white bagaimananya kan belum jelas. Kita kan hanya mendapatkan penugasan,” kata Dia.

“Jadi sampai hari ini saya sebagai menteri BUMN belum mendapatkan keputusan seperti itu, saya tunggu saja,” imbuhnya.

Adapun Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengungkapkan, rencana kenaikan harga Pertalite masih dalam pembahasan di internal pemerintah.

“Lagi dibahas (kenaikan harga Pertalite), masih di koordinasikan di Pak Airlangga (Menko Perekonomian),” ujarnya.

Ia mengatakan, keputusan kenaikan harga Pertalite masih menunggu revisi Peraturan Presiden (Perpres) 191 Tahun 2014 tentang Penyediaan, Pendistribusian dan Harga Jual Eceran BBM. Ia berharap revisi perpres bisa rampung pada bulan ini.

“Kita harus ubah Perpres dulu, mudah-mudahan (bulan ini selesai) karena harus di sosialisasikan dulu,” kata Arifin.

Tanggapan Jokowi Jika Harga Pertalite Naik Inflasi Meledak

Presiden Jokowi tidak bisa membayangkan berapa lama masyarakat akan melakukan demonstrasi jika harga pertalite naik menjadi Rp17.100 per liter (Sumber:ANTARA)

Presiden Joko Widodo (Jokowi) khawatir kenaikan harga BBM subsidi, Pertalite maupun Solar, akan membuat inflasi meledak.

“Ini ada hitungan risiko. Kalau itu kita biarkan sesuai dengan harga pasar dan keekonomian, inflasi kita juga bisa meledak,” ujarnya, pada Kamis (18/8/2022).

Karena itu, ia mengaku masih menahan harga BBM subsidi meskipun harga minyak mentah dunia sudah melambung tinggi. Caranya, dengan memilih opsi menambah anggaran subsidi energi.

Menurut Jokowi, dengan harga minyak mentah dunia saat ini, harga keekonomian Pertalite di kisaran Rp17.100 per liter. Tetapi faktanya, Indonesia masih menjual Pertalite dengan harga Rp7.650 per liter.

Begitu pula dengan Solar, yang harga keekonomiannya saat ini di kisaran Rp19 ribu, namun masih dijual Rp5.150 per liter oleh Pertamina. Sementara, negara lain di dunia sudah mengerek harga Pertalite menjadi Rp17 ribu per liter. Bahkan, ada yang sudah membanderol dengan harga di kisaran Rp31 ribu per liter.

Tak hanya Pertalite dan Solar, Pertamax pun harganya masih disubsidi sehingga hanya dijual Rp12.500 per liter. Padahal, harga keekonomiannya Rp17.300 per liter. Keputusan yang diambil pemerintah untuk mempertahankan harga ini lah yang membuat anggaran subsidi membengkak menjadi Rp502,4 triliun dari sebelumnya Rp170 triliun.

Nah, jadi itulah penbahasan mengenai tanggapan pihak Pertamina tentang isu kenaikan harga pertalite. Semoga informasinya bermanfaat ya!

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here
Captcha verification failed!
CAPTCHA user score failed. Please contact us!

Stay Connected

23,893FansLike
1,879FollowersFollow
26,400SubscribersSubscribe
- Advertisement -spot_img

Latest Articles