Channel E – Darah rendah tidak hanya dialami oleh orang tua, tetapi juga oleh remaha. Gejala darah rendah pada remaja tidak boleh diabaikan, karena kondisi ini bisa memengaruhi aktivitas, produktivitas, serta kualitas hidup mereka.
Darah rendah atau dikenal dengan istilah hipotensi bisa terjadi karena berbagai hal, yang kemudian memicu turunnya tekanan darah dan berada di bawah batas normal. Hipotensi pada remaja dibagi menjadi tiga tipe, yaitu hipotensi yang diperantarai saraf, hipotensi ortostatik, dan hipotensi berat.
Pusing dapat diartikan sebagai sensasi seakan-akan seseorang merasa sekelilingnya atau dirinya sendiri berputar atau bergerak, yang disertai dengan tubuh yang terasa lemah, pening, dan tubuh yang tak seimbang. Bagi penderita darah rendah, biasanya pusing juga disertai dengan berkeringat dan perasaan cemas.
2. Mudah lelah
Ketika tekanan darah menurun, maka organ-organ tubuh pun tidak menerima aliran darah sebanyak yang seharusnya. Hal inilah menyebabkan tubuh menjadi mudah lelah. Kondisi ini membuat remaja yang mengalami darah rendah akan terlihat kurang bersemangat, lesu, dan lemas.
3. Pingsan
Ketika terjadi penurunan tekanan darah secara tiba-tiba, jantung tidak bisa memompa darah dengan semestinya ke seluruh organ tubuh, termasuk ke otak. Suplai darah yang kurang tersebut dapat menyebabkan penderita menjadi pingsan atau kehilangan kesadaran sementara.
Jika Anda kerap memperhatikan anak remaja Anda mengalami salah satu dari gejala di atas, sebaiknya periksakan lebih lanjut ke dokter untuk mengetahui penyebab pasti dari keadaan yang tengah dialami. Meski terkadang tidak berbahaya, gejala darah rendah pada remaja bisa merujuk pada suatu penyakit serius.
Dalam tubuh manusia, tekanan darah sangat berpengaruh terhadap fungsi organ tubuh, termasuk mata. Ketika tekanan darah menurun atau tak pada batas normalnya, suplai nutrisi dan oksigen pun juga akan berkurang. Hal inilah yang bisa menyebabkan pandangan menjadi kabur.