30 C
Jakarta
Monday, July 22, 2024

Konflik Taiwan-Cina Partai Gelora Minta Pemerintah Perkuat Intelijen

Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia menanggapi polemik memanasnya hubungan antara Taiwan dengan China yang terjadi belakangan ini. Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Gelora Mahfuz Sidik mengimbau kepada pemerintah untuk terus memperkuat dan membangun kekuatan ekonomi, politik serta pertahanannya, salah satunya melalui penguatan fungsi lembaga intelijen.

Dia menilai, pemerintah perlu meningkatkan fungsi lembaga intelejen karena telah mendapatkan peningkatan porsi anggaran. Menurutnya, fungsi intelijen keamanan dalam negeri ditingkatkan menjadi lembaga intelijen luar negeri.

“Penguatan lembaga intelejen ini, bagian dari reformasi sektor keamanan, sehingga institusi intelijen menjadi sumber informasi penting dalam pengambilan kebijakan, termasuk soal geopolitik kawasan,” kata Mahfuz dalam acara Gelora Talk, dikutip IDN Times (2/9/2022).

Hal itu dilakukan guna meningkatkan peran penting Indonesia dalam ikut serta menjaga perdamaian dunia, terutama geopolitik kawasan.

Partai Gelora Perjuangkan Reformasi di Bidang Keamanan

Partai Gelora memastikan jadi parpol yang selalu mendorong adanya reformasi di bidang keamanan negara. Mahfuz mengatakan, hal itu jadi salah satu pilar penting sebelum Indonesia menjadi negara kuat dia kawasan Asia Tenggara.

“Reformasi sektor keamanan ini akan terus didorong dan dituntaskan oleh Partai Gelora. Karena hal ini akan menjadi pilar penting untuk menjadi outstanding power, sebelum kita menjadi leading power di kawasan,” ujar dia.

Taiwan dan China Memanas Karena Campur Tangan Negara Lain

Mahfuz menilai adanya konflik Taiwan dan China saat ini diakibatkan provokasi dari Amerika Serikat. Dia mengingatkan di tengah memanasnya geopolitik saat ini. Indonesia harus mempertegas perannya dalam ikut serta menjaga perdamaian dunia.

“Saya kira konflik yang terjadi antara Taiwan dan China yang mulai memanas akibat provokasi Amerika Serikat (AS) ini, bisa mempertegas posisi Indonesia. Bahwa kita harus menjadi satu kekuataan yang mempunyai peran penting di kawasan dan terlibat aktif dalam menjaga perdamaian ini,” tutur dia.

Menurut Mahfuz, Indonesia memiliki kemampuan untuk mengelola posisi dan situasi kawasan, termasuk memitigasi ancaman dan resiko meledaknya perang antara Taiwan-China yang sewaktu-waktu bisa terjadi.

“Indonesia sebagai negara yang berusia cukup panjang, punya kemampuan memitigasi tapi juga punya kemampuan untuk mengelola posisi dan situasi kawasan menjadi damai,” ucap dia.

Pemerintah Persiapkan Diri Terhadap Segala Kemungkinan

Ketua Komisi I DPR Periode 2005-2010 ini menilai potensi terjadinya perang antara Taiwan-China kecil kemungkinan terjadi. Namun dia mengingatkan situasi ketidakpastian global saat ini, bisa memicu terjadinya perang antara Taiwan-China, seperti yang terjadi di Ukraina.

“Konflik di Taiwan ini, mempunyai kemiripan yang terjadi di Ukraina diawali dengan ketidakpastian, tiba-tiba meledak. Ini penting bagi kita untuk belajar, karena dampaknya tidak sederhana dan berlangsung sampai sekarang,” katanya.

Mahfuz berharap Taiwan tidak berperang dengan China, meskipun terus diprovokasi AS. Selain itu, kebijakan unifikasi China saat ini dalam menyatukan wilayahnya seperti Taiwan lebih mengedepankan jalan damai, ketimbang perang.

“Persiapan China menginvasi Taiwan sebagai respon terhadap provokasi Amerika itu, agar kita tidak gagap jika benar terjadi perang di dekat wilayah kita, makanya kita perlu membangun arsitektur pertahanan yang kuat di kawasan,” imbuh dia.

Memerlukan Blue Print ( Cetak Biru)

Hal senada disampaikan Pakar Hubungan International Univeritas Padjajaran (Unpad) Teuku Rezasyah. Ia menilai Indonesia saat ini memerlukan blue print (cetak biru) mengenai kepentingan nasionalnya.

Cetak biru tersebut, harus didefinisikan dalam berbagai kepentingan nasionalnya seperti ekonomi, politik, sosial, budaya, pertahanan, keamanan dan intelejen. Selanjutnya, cetak biru itu kemudian dikoordinasikan antar lembaga dan melibatkan masyarakat secara umum untuk mendukungnya.

Teuku Reza mengatakan, konflik antara Taiwan-China yang mulai memanas saat ini, telah menyadarkan semua pihak untuk mendesak pemerintah agar segera membuat desain mengatasi konflik saat ini.

Nah, Inilah pemberitahuan tentang Konflik Taiwan-Cina Partai Gelora Minta Pemerintah Perkuat Intelijen. Maka dari itu fungsi dari lembaga intelejen karena telah mendapatkan peningkatan porsi anggaran.

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here
Captcha verification failed!
CAPTCHA user score failed. Please contact us!

Stay Connected

23,893FansLike
1,879FollowersFollow
27,000SubscribersSubscribe
- Advertisement -spot_img

Latest Articles