26.1 C
Jakarta
Monday, July 22, 2024

5 Fakta Menarik dari Sejarah Vaksin yang Sudah ada Sejak Dahulu

Vaksin adalah produk biologis yang memberikan kekebalan aktif terhadap patogen penyebab penyakit tertentu. Vaksin umumnya mengandung agen yang menyerupai mikroorganisme yang dilemahkan sehingga tubuh bisa membuat antibodi terhadap mikroorganisme tersebut.

Proses memasukkan agen infeksi ke dalam tubuh juga disebut dengan inokulasi. Dari sisi sejarah, vaksin telah melalui perjalanan yang cukup panjang. Eksperimen pertama terjadi sekitar tahun 1700an. Penasaran dengan fakta menarik dari sejarah vaksin? Yuk, langsung saja disimak artikel dibawah ini:

Lady Mary Wortley Montagu Membantu Menyebarkan Inokulasi ke Inggris

Dokter Inggris, Edward Jenner, dikenal sebagai bapak vaksinasi. Akan tetapi, apakah kalian tahu bahwa ada orang lain yang memperkenalkan inokulasi ke Inggris beberapa dekade sebelumnya?

Orang tersebut adalah Lady Mary Wortley Montagu, seorang penyair dan penulis esai yang menikah dengan duta besar Inggris untuk kekaisaran Ottoman. Dalam sebuah surat, ia menggambarkan para wanita di Konstantinopel pada tahun 1716 melakukan proses inokulasi.

Menurut penjelasannya, proses pada waktu itu menggunakan luka kecil di lengan atau kaki pasien. Ia menuliskan bahwa tidak ada yang meninggal dari prosedur tersebut dan para pasien menjadi kebal terhadap penyakit.

Edward Jenner Menggunakan Sebuah Virus Untuk Terlindung dari Virus yang Lain

Inokulasi memiliki beberapa kelemahan. Salah satunya adalah pasien yang baru disuntik dapat menularkan penyakit yang mereka alami saat mereka mulai pulih dari kasus ringan yang mereka alami.

Terobosan besar hadir saat Edward Jenner menggunakan virus yang kurang mematikan untuk mengobati kasus yang lebih parah. Di tahun 1796, ia menyuntikkan nanah dari pasien yang terinfeksi cacar sapi kepada seorang anak laki-laki bernama James Phipps.

Saat James Phipps pulih dari penyakitnya, ia tidak terinfeksi saat disuntikkan dengan agen penyebab cacar. Prosedur menggunakan virus ini akhirnya dikenal sebagai vaksinasi. Istilah ini diambil dari kata latin vacca yang berarti sapi.

Hubungan Sapi dan Vaksinasi Menyebabkan Konspirasi

Pada abad ke-18, keterkaitan sapi dan vaksinasi menimbulkan berbagai persepsi yang salah. Banyak yang mencurigai beberapa pengobatan datang dari sapi dan banyak yang sengaja mendapatkan penyakit tertentu demi mencegah penyakit lain.

Seorang anti-vaxxer terkenal dalam sejarah bernama Benjamin Moseley bahkan memperingatkan orang-orang bahwa vaksinasi dapat menyebabkan quadrupedan sympathy. Dengan kata lain, ia berpendapat bahwa orang yang divaksin bisa tertarik kepada sapi.

Ilustrator James Gillray menangkap histeria tersebut melalui lukisan yang menggambarkan sapi mini berubah bentuk dari tubuh manusia.

Louis Pasteur Menggunakan Antraks untuk Menciptakan Vaksin

Penyakit cacar mendapat banyak perhatian karena sangat mematikan. Akan tetapi, itu bukan satu-satunya penyakit virus yang membuat para ilmuwan berlomba untuk membuat vaksin. Seorang ahli kimia bernama Louis Pasteur menemukan bahwa bakteri akan kehilangan virulensinya dari waktu ke waktu.

Dalam eksperimen penting pada tahun 1881, ia memvaksinasi sekelompok ternak dengan vaksin antraks yang dilemahkan. Sekitar dua minggu kemudian, ia memberikan antraks hidup kepada semua hewan ternak. Dalam beberapa hari, domba dan kambing yang tidak divaksin mati, sedangkan yang divaksinasi tetap sehat.

Vaksin mRNA Merupakan Terobosan Medis yang Masih Baru

Vaksin COVID-19 dari Pfizer dan Moderna adalah vaksin mRNA. mRNA tidak mengandung virus COVID-19, baik itu hidup atau mati. Sebagai gantinya, vaksin tersebut berisi molekul yang disebut messenger RNA.

Molekul tersebut akan memberi tahu sel tubuh untuk mulai membuat protein yang ditemukan pada virus COVID-19. Kemudian, sistem kekebalan tubuh akan membuat protein terhadap protein tersebut. Setelah protein dibuat, sel tubuh akan memecah mRNA vaksin.

Proses inokulasi dan vaksinasi telah melalui perjalanan yang panjang. Dari waktu ke waktu, para ilmuwan telah melakukan berbagai pengembangan untuk memaksimalkan kinerja vaksin. Penemuan vaksin tentunya memiliki kontribusi yang besar dalam dunia sains dan kesehatan.

Nah, itulah penjelasan mengenai vaksin yang umumnya mengandung agen menyerupai mikroorganisme yang dilemahkan sehingga tubuh bisa membuat antibodi terhadap mikroorganisme tersebut.

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here
Captcha verification failed!
CAPTCHA user score failed. Please contact us!

Stay Connected

23,893FansLike
1,879FollowersFollow
27,000SubscribersSubscribe
- Advertisement -spot_img

Latest Articles