Bendungan tambang yang sudah tidak aktif di provinsi Free State, Afrika Selatan jebol pada Minggu (11/9/2022). Peristiwa itu terjadi pada sekitar pukul 06:00 di kota Jagersfontein.
Bendungan yang runtuh itu menyebabkan air membanjiri daerah pemukiman. Akibat dari insiden itu 1 orang tewas dan 40 lainnya terluka.
Upaya Penyelamatan Terus Dilakukan
Satu orang dilaporkan meninggal setelah mayatnya ditemukan. Sementara puluhan orang yang terluka, termasuk wanita hamil dan empat orang yang mengalami luka patah di badan, mereka telah dibawa ke rumah sakit untuk menjalani perawatan.
Pemerintah mengatakan bahwa upaya pencarian dan penyelamatan akan terus dilakukan. Dinas Sosial Provinsi telah membantu mengevakuasi puluhan warga. Beberapa orang dilaporkan meninggalkan rumah hanya membawa pakaian di tubuh.
“Laporan terperinci tentang keadaan seputar insiden itu akan dirilis setelah kompilasi,” kata kantor perdana menteri Free State.
Menteri Sumber Daya Mineral dan Energi, Gwede Mantashe, menyampaikan bahwa sembilan rumah hanyut dan 20 lainnya rusak total akibat banjir dari bendungan.
“Kompensasi korban jiwa, ganti rugi berupa kerusakan harta benda akan menjadi tanggung jawab perusahaan pemilik bendungan,” kata Mantashe.
Listrik dan Telekomunikasi Terganggu
Peristiwa itu juga mengakibatkan listrik di Jagersfontein terputus, kata perusahaan listrik negara Eskom. Pasokan terganggu setelah gardu induk ditelan lumpur dan saat ini listrik sedang berusaha dipulihkan.
“Tidak mungkin memperkirakan kapan pasokan akan dipulihkan atau untuk menentukan tingkat kerusakan,” kata Eskom.
Banjir dari bendungan itu juga menyebabkan komunikasi terganggu karena menara telepon seluler rusak. Operator seluler Vodacom menyampaikan bahwa situs yang terkena dampak telah berhasil dipulihkan setelah generator listrik dinyalakan.
Operator MTN sedang mencari cara alternatif untuk mengakses menaranya demi memulihkan layanan. Banjir juga menganggu pasokan air minum dan membuat beberapa jalan terputus.
Kelompok Hak Asasi Telah Memperingatkan Bahaya Tambang Bagi Masyarakat
Tambang di daerah tersebut merupakan area tambang berlian dan sebelumnya merupakan milik perusahaan tambang De Beers, tapi pada 2010 telah dijual ke Superkolong.
De Beers menyampaikan, mereka beroperasi di tambang itu dari 1870 hingga 1971 dan memperoleh beberapa permata terbesar di dunia.
Banyaknya tambang yang sudah tidak aktif di Afrika Selatan membuat Human Rights Watch, sebuah organiasi kemanusiaan yang berbasis di New York, melakukan penelitian dan pada Juli merilis sebuah laporan yang memperingatkan bahwa 6 ribu tambang yang ditinggalkan di Afrika Selatan dapat membahayakan masyarakat sekitar.
Nah, itulah penjelasan mengenai Bendungan tambang yang sudah tidak aktif di provinsi Free State, Afrika Selatan jebol pada Minggu (11/9/2022). Bendungan yang runtuh itu menyebabkan air membanjiri daerah pemukiman. Akibat dari insiden tersebut 1 orang tewas dan 40 lainnya terluka.