Sariwangi merupakan perusahaan pengolahan teh pertama di Indonesia dan sudah cukup tua. Nama Sariwangi juga mendadak menjadi sorotan setelah kabar pailit berhembus, walau kemudian diklarifikasi. Apalagi, Sariwangi adalah merek teh celup yang sangat populer di Indonesia.
Hadir pada 1973 dengan format teh celup. Sariwangi juga mendapat tempat di hati masyarakat Indonesia karena menawarkan kepraktisannya dalam pembuatan teh dibanding teh bubuk.
Sejarah Sariwangi
Sejarah teh celup sendiri sesungguhnya dimulai secara tidak sengaja ketika Thomas Sullivan, seorang pedagang teh dan kopi dari New York, mengirim sampel teh dalam kantong sutra kecil kepada para pelanggannya.
Sullivan menggunakan kantong sutra karena alasan ekonomis. Jika menggunakan kaleng, biaya pembuatannya lebih mahal dan teh yang dikemas juga harus lebih banyak.
Pelanggan Sullivan awalnya menganggap kemasan ini sama saja dengan teh yang dimasukkan dalam saringan metal sehingga mereka langsung melemparkan begitu saja kemasan tersebut ke dalam air panas.
Baru kemudian mereka menyadari, ternyata kemasan tersebut cukup praktis untuk menyeduh teh secara langsung. Sejak saat itu, kepopuleran teh celup melonjak dan akhirnya mulai dipasarkan secara komersial pada 1904, dan dengan cepat popularitasnya menyebar ke seluruh penjuru dunia.
Di Indonesia, kepopuleran teh celup tidak dapat dilepaskan dari merek teh celup Sariwangi. Sariwangi merupakan merek lokal asli Indonesia yang diperkenalkan pada 1973 dalam format teh celup, suatu cara modern baru untuk minum teh selain teh bubuk. Perusahaannya didirikan oleh Johan Alexander Supit pada 1962.
Sariwangi mengklaim jika berkatnya, teh kembali naik kelas sebagai minuman pilihan rakyat Indonesia. Meminum teh telah menjadi bagian dari gaya hidup.
Teh celup ini digemari bukan hanya karena rasanya, tetapi juga karena manfaatnya. Manfaat minum teh secara rutin dapat membantu meningkatkan fungsi pembuluh darah, memerangi kepenatan, mengurangi kadar kolesterol, dan meningkatkan kebugaran tubuh. Selain manfaat kesehatan, teh celup juga bisa mempererat hubungan keluarga.
Sariwangi Pailit di Tahun 2018
Pengadilan Niaga Jakarta Pusat mengabulkan pengajuan pembatalan perjanjian perdamaian dari PT Bank ICBC Indonesia terhadap PT Sariwangi Agricultural Estate Agency, dan PT Maskapai Perkebunan Indorub Sumber Wadung. Itu artinya Sariwangi telah berstatus pailit.
Pada tahun 1989 Unilever sempat bekerja sama dengan perusahaan untuk meminta memproduksi teh. Unilever bertindak sebagai distributor. Namun, kabarnya Unilever sudah tak lagi bekerja sama dengan Sariwangi Agricultural Estate Agency.
PT Indorub sendiri anak usaha dari Sariwangi Group yang bergerak dalam pengelolaan kebun teh. Pada 2002 perusahaan itu mampu memproduksi 5 ribu ton teh. Sariwangi juga sempat melebarkan usahanya dengan meluncurkan merek yang lainnya seperti Sedap Wangi dan Sarimurni dengan produk teh kantong bundar.
Namun, kisah itu harus berakhir setelah Pengadilan Niaga Jakarta Pusat menyatakan bahwa kedua perusahaan itu pailit. Perusahaan pengolahan dianggap telah melanggar perjanjian perdamaian soal utang piutang dengan PT Bank ICBC Indonesia.
Setelah tagihan kredit utang bermasalah Bank ICBC Indonesia sepakat dalam Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU). Total utang Sariwangi kepada Bank ICBC Indonesia saat itu mencapai US$ 20.505.166 atau sekitar Rp 309,6 miliar.
Namun, sejak perjanjian itu pihak Sariwangi tidak memenuhi perjanjian dengan membayar cicilan utang. Hingga akhirnya PT Bank ICBC Indonesia mengajukan pembatalan perjanjian perdamaian.
Bersamaan dengan Sariwangi, Bank ICBC Indonesia juga meminta pembatalan perjanjian perdamaian kepada PT Maskapai Perkebunan Indorub Sumber Wadung. Total utang perusahaan ini mencapai $ 2.017.595 dan Rp. 4.907.082.191.
Nah, itulah penjelasan mengenai Sariwangi yang mendadak menjadi sorotan setelah kabar pailit berhembus, walau kemudian diklarifikasi. Apalagi, Sariwangi adalah merek teh celup yang sangat populer di Indonesia.
