Pada tahun 1990-an, Indonesia tercatat pernah memproduksi kedelai hingga mencapai 1,8 juta ton per tahun. Meski saat ini angka produksi semakin merosot, tetapi Indonesia masih menjadi salah satu negara yang memiliki olahan kedelai yang mendunia.
Bahkan tempe yang terbuat dari kedelai yang difermentasi faktanya begitu digemari hingga ke mancanegara. Di Amerika hingga Eropa, tempe dijual di seluruh toko Asia dan tentu saja laris manis diburu oleh penduduk setempat.
Karena disebut sebagai produsen olahan kedelai, tempe merupakan salah satu dari sekian produk yang ada di Indonesia. Selain tempe, ada juga olahan yang lainnya. Penasaran? Yuk langsung saja disimak artikel dibawah ini mengenai olahan kedelai yang tak kalah mendunia:
Tahu
Meski tak banyak orang yang mengatahui, ternyata tahu pertama kali dibawa ke Indonesia bersamaan dengan kedatangan tentara Kubilai Khan ke Kediri pada 1292 silam. Konon, olahan kedelai ini mulai dibuat sekitar 164 SM oleh Liu An, seorang pangeran dari kota Huainan selama Dinasti Han.
Sejak saat itu, tahu menjadi bahan pangan yang begitu banyak digemari. Bahkan di Indonesia, tahu telah mengalami indigenisasi sehingga saat ini tersedia banyak varian serta makanan yang berbahan tahu seperti tahu kuning, tahu bacem, kerupuk tahu, tahu campur, dan tahu isi.
Tempe
Apabila tahu dipengaruhi oleh kuliner China, tentu saja berbeda halnya dengan tempe. Olahan kedelai ini ternyata asli dari Indonesia. Kata “tempe” berasal dari bahasa Jawa Kuno, di mana saat itu ada makanan berwarna putih dari tepung sagu yang disebut tumpi.
Sebanyak 50 persen dari konsumsi kedelai di Indonesia dalam bentuk tempe, serta mulai dikenal di luar Indonesia melalui orang-orang Belanda. Sejak 1984 sudah tercatat 18 perusahaan tempe di Eropa, 53 di Amerika, 8 di Jepang, dan di beberapa negara lain.
Kecap
Siapa sangka jika kecap ternyata sudah ada sejak zaman Romawi dengan nama liquamen. Tetapi, saat itu kecap belum terbuat dari kedelai. Barulah pada 1690, orang Tiongkok mulai membuat ke’tsiap dengan teknologi yang lebih maju memakai kedelai hitam.
Ke’tsiap atau kecap asin mulai masuk ke Indonesia karena pedagang Tiongkok yang ingin bertukar dengan hasil bumi. Sayangnya, cita rasa dari kecap Tiongkok kurang cocok di lidah orang Indonesia. Maka dari itu, muncul inovasi untuk menambahkan gula kelapa ke dalam kecap asin tersebut.
Tauco
Sudah rahasia umum bila tauco Cap Meong yang dibuat oleh Tan Ken Hiang dan Tjoa Kim Nio merupakan pelopor dari olahan kedelai ini di Cianjur. Konon tauco pertama kali dibawa oleh orang Tionghoa dan diperkenalkan ke masyarakat Cianjur pada 1880 silam.
Tetapi, karena yang autentik cenderung manis sehingga kurang digemari, istrinya, Tjoa Kim Nio kemudian mulai melakukan penyesuaian rasa menjadi asin dan manis. Bahkan saat ini tauco digunakan sebagai penyedap atau bumbu penting dari sebagian makanan Indonesia.
Oncom
Sama halnya dengan tempe, oncom merupakan olahan kedelai asli dari Indonesia yang sudah ada sejak abad ke-17 di Tanah Sunda. Oncom menjadi salah satu bentuk kreativitas orang Jawa Barat dengan melakukan teknik fermentasi pada sisa ampas kedelai atau tahu.
Sayangnya, asal nama oncom belum diketahui hingga saat ini. Di Indonesia, oncom begitu digemari sebagai lauk-pauk maupun diolah menjadi nasi tutug oncom. Di pasaran terdapat dua jenis oncom, yakni merah dan hitam tergantung pada bahan baku yang digunakan.
Nah, itulah penjelasan mengenai olahan dari kedelai. Meski tak semua olahan dari kedelai asli dari Indonesia, tetapi tauco dan tahu diketahui sudah mengalami modifikasi yang disesuaikan dengan lidah masyarakat kita. Bahkan hasil dari kreativitas orang Indonesia ini begitu digemari hingga ke mancanegara.
