Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) kehilangan kontak dengan wahana antariksa Voyager 2.
Bersama saudaranya yang disebut Voyager 1, Voyager 2 adalah pesawat ruang angkasa tanpa awak dengan rute terjauh untuk mengunjungi planet-planet terluar tata surya.
Dilaporkan oleh IFL Science, pada Selasa (1/8/2023), pesawat milik AS tersebut saat ini berada di luar tepi tata surya, menjadi obyek terjauh kedua yang pernah dikirim manusia ke alam semesta.
Namun, pembaruan perangkat lunak secara tidak mengarahkan antena Voyager 2 menjauh dari Bumi. Antena itu pun kini tidak lagi terhubung dengan kontrol misi dari manusia di Bumi.
Voyager 2 hilang kontak secara tidak sengaja
Berdasarkan pemantauan terakhir, Voyager 2 kini berjarak hampir 20 miliar kilometer dari Bumi. Pada 21 Juli 2023, serangkaian perintah dikirim ke Voyager 2, yang memakan waktu sekitar 18,5 jam untuk diterima.
Sayangnya, perintah tersebut secara tidak sengaja memindahkan pesawat ruang angkasa, menyebabkan antenanya bergerak dua derajat dari posisi biasanya.
Meskipun tampak seperti kesalahan kecil, kondisi ini menyebabkan antena tidak lagi mengarah ke Bumi.
Sebagai akibatnya, Voyager 2 berhenti menerima perintah atau mengirim data kembali ke antena darat Deep Space Network (DSN) milik NASA.
Dalam upaya untuk mencari sinyal dari Voyager, NASA juga telah menginstruksikan antena parabola besar di Canberra, Australia, bagian dari DSN, untuk mencoba mendeteksi sinyal apapun dari pesawat ruang angkasa tersebut.
Beruntungnya, pesawat ruang angkasa ini dirancang untuk melakukan reset atau pengaturan ulang beberapa kali dalam setahun. Reset ini bertujuan untuk memastikan antena tetap mengarah ke Bumi.
Namun, penyetelan ulang terdekat masih dijadwalkan pada 15 Oktober 2023. Selama menunggu koneksi kembali, NASA berharap Voyager 2, yang membawa sejumlah instrumen ilmiah, tetap dalam keadaan baik.
Badan antariksa tersebut juga berharap agar Voyager 2 tetap berada pada lintasan dan lokasi yang telah direncanakan saat diluncurkan ke alam semesta.
Misi Voyager 2 jelajahi “ujung” tata surya
Voyager 2 dan saudaranya, Voyager 1, diluncurkan ke luar angkasa pada Agustus dan September 1977 dengan selisih waktu peluncuran hanya 16 hari.
Kedua pesawat ruang angkasa tanpa awak tersebut melesat melewati planet-planet terluar tata surya, sebelum akhirnya mencapai tepi heliosfer, yaitu lapisan terluar atmosfer Matahari yang memisahkan tata surya dari ruang antarbintang.
Tata surya sendiri merupakan “kawasan” Matahari sebagai bintang, termasuk planet-planet termasuk Bumi, serta obyek langit lainnya yang terikat oleh gravitasi Matahari.
Voyager 1, yang berbobot 733 kilogram, berhasil mengunjungi Jupiter dan Saturnus pada akhir 1970-an dan awal 1980-an.
Pada Agustus 2012, Voyager 1 pertama kali mencapai ruang antarbintang setelah menembus heliosfer, dan saat ini berjarak sekitar 23,8 miliar kilometer dari Bumi, menjadikannya sebagai satu-satunya obyek buatan manusia yang berjarak paling jauh dari Bumi.
Sementara itu, Voyager 2 merupakan satu-satunya pesawat ruang angkasa yang berhasil menyelesaikan “Planetary Grand Tour” dengan mengunjungi semua planet luar tata surya, termasuk Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus.
Keberhasilannya dalam menjelajahi semua planet luar ini membuat Voyager 2 diakui sebagai wahana penjelajah ruang angkasa paling produktif.
Banyak gambar-gambar planet terluar yang ditemukan dalam buku-buku dan internet diambil oleh Voyager 2, terutama penampakan indah Uranus dan Neptunus.
Voyager 2 mengikuti jejak saudaranya untuk meninggalkan heliosfer beberapa tahun kemudian, tepatnya pada November 2018. Menurut NASA, kedua pesawat antariksa ini memiliki daya dan bahan bakar yang cukup untuk bertahan setidaknya hingga tahun 2025.
