27.7 C
Jakarta
Sunday, July 21, 2024

Indonesia Bisa Menyaksikan Puncak Hujan Meteor Perseid

Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menginformasikan akan terjadi puncak hujan meteor Perseid pada 13-14 Agustus 2022.

Hal itu diketahui dari unggahan akun Instagram resmi @lapan_ri, Selasa (9/8/2022). Saat dikonfirmasi, peneliti Lapan BRIN, Andi Pangerang membenarkan adanya fenomena astronomi puncak hujan meteor Perseid pada 13-14 Agustus 2022.

“Betul, sudah saya ulas di 10 fenomena astronomis 2022,” ujar Andi Pengerang dilansir dari Kompas.com, Rabu (10/8/2022).

Hujan meteor Perseid

puncaknya ini hujan meteor akan turun dengan intensitas 100 meteor per jam

Hujan meteor Perseid menjadi salah satu dari rangkaian fenomena langit yang terjadi pada tahun ini. Puncaknya akan terjadi pada 13 dan 14 Agustus mendatang. Sementara diterangkan di situs Space, berdasarkan versi American Meteor Society (AMS), puncaknya terjadi pada 11-12 Agustus 2022.

Pada puncaknya ini hujan meteor akan turun dengan intensitas 100 meteor per jam. Dia berasal dari sisa debu komet 109P/Swift-Tuttle. Hujan meteor Perseid ini dikatakan akan sedikit terhalang oleh cahaya bulan, meski begitu masyarakat tetap bisa menyaksikannya. Simak beberapa tips dari LAPAN untuk melihat fenomena langit ini.

Andi menjelaskan, Perseid adalah hujan meteor yang titik radiannya berasal dari konstelasi Perseus. Perseid bersumber dari sisa debu komet 109P/Swifts-Tuttle. Kecepatan meteor pada perseid dapat mencapai 212.400 km per jam. Sementara itu, intensitas maksimum hujan meteor ini sebesar 100 meteor per jam. Lebih lanjut, hujan meteor ini dapat disaksikan di seluruh wilayah Indonesia.

“Hujan meteor Perseid dapat disaksikan di seluruh wilayah Indonesia pada pukul 11 malam di Sabang (atau yang selintang) dan 1 malam di Pulau Rote (atau yang selintang) hingga 25 menit sebelum Matahari terbit,” ujar Andi.

Cara mengamati hujan meteor Perseid

 hujan meteor Perseid tetap dapat diamati tanpa alat bantu optik, kecuali jika ingin mengabadikannya dalam bentuk citra maupun video.

Dengan ketinggian maksimum titik radian di Indonesia yang bervariasi antara 20,9 hingga 37,8 derajat, intensitasnya akan berkurang menjadi 36 meteor per jam (Pulau Rote atau yang selintang) hingga 61 meteor per jam (Sabang atau yang selintang).

Andi mengatakan, pada saat titik radian Perseid terbit, akan ada gangguan cahaya Bulan yang dapat mengganggu pengamatan. Meskipun demikian, hujan meteor Perseid tetap dapat diamati tanpa alat bantu optik, kecuali jika ingin mengabadikannya dalam bentuk citra maupun video.

Ia pun memberikan sejumlah tips untuk mengamati hujan meteor ini. Di antaranya pastikan cuaca di tempat pengamatan cerah, bebas dari penghalang di sekitar medan pandang, dan bebas dari polusi cahaya.

“Hal ini karena tutupan awan dan skala Bortle (skala kecerlangan langit malam) berbanding terbalik dengan intensitas meteor. Semakin besar tutupan awan dan skala Bortle, semakin berkurang intensitas meteornya,” tandasnya.

Penyebab perseid

Perseid disebabkan oleh Bumi yang melewati puing serpihan es dan batu yang ditinggalkan oleh Komet Swift-Tuttle.

Perseid disebabkan oleh Bumi yang melewati puing serpihan es dan batu yang ditinggalkan oleh Komet Swift-Tuttle. Komet tersebut terakhir melintas di dekat Bumi pada tahun 1992.

Komet Swift-Tuttle ditemukan oleh dua astronom, Lewis Swift dan Horace Tuttle pada 1862. Benda langit ini diketahui sebagai objek terbesar yang berulang kali melewati Bumi, lebar pusatnya sekitar 16 mil atau 26 kilometer. Swift-Tuttle akan kembali melewati dekat Bumi pada 2126.

Di sisi lain, sebetulnya Perseid terlihat sangat cerah. Namun, karena cahaya bulan maka tampilannya bisa terlihat kurang jelas. Tahun ini, tampilan Perseid pun akan terpengaruh oleh bulan purnama di langit.

Sebagian besar Perseid juga berukuran kecil, sekitar seukuran butiran pasir. Pecahan-pecahannya juga nyaris tidak ada yang menjangkau tanah. Apabila ada yang menyentuh tanah, maka itu disebut dengan meteorit.

Suhu maksimal untuk Perseid juga tidak lebih dari 3 ribu derajat Fahrenheit atau sekitar 1.650 Celsius sebab setiap fragmennya bergerak melewati atmosfer. Keduanya ini kemudian memampatkan dan memanaskan udara yang ada di hadapannya. Sebagian besar fragmen Perseid sendiri akan terlihat saat mereka berada sekitar 60 mil atau 97 kilometer dari tanah.

Nah, itulah penjelasan singkat tentang puncak fenomena hujan meteor perseid yang bisa disaksikan pada tanggal 13-14 Agustus.

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here
Captcha verification failed!
CAPTCHA user score failed. Please contact us!

Stay Connected

23,893FansLike
1,879FollowersFollow
27,000SubscribersSubscribe
- Advertisement -spot_img

Latest Articles