26.2 C
Jakarta
Wednesday, July 24, 2024

Legenda Teke-teke Hantu Jepang Setengah Badan

Selain teknologinya yang terkenal maju, Jepang juga terkenal dengan cerita-cerita hantunya. Banyak hantu Jepang yang terkenal mengerikan seperti Sadako hantu yang keluar dari sumur, kuchisake onna Wanita bermulut sobek, Hanako hantu anak kecil yang berada di dalam toilet dan hantu-hantu lainnya.

Kali ini kita akan membahas tentang hantu setengah badan yang sudah melegenda, teke-teke. Dilansir dari beberapa media, kisah tentang hantu teke-teke memiliki banyak versi. Versi pertama menceritakan seorang siswi dari salah satu sekolah di Jepang yang menjadi korban penindasan kejam hingga pada akhirnya ia bunuh diri dengan menabrakkan diri ke kereta. Versi lain dari legenda ini diceritakan bahwa siswi tersebut mengalami bullying yang dilakukan teman sekelasnya sendiri Suatu hari, saat siswi itu sedang menunggu kereta, seorang temannya dengan iseng meletakkan jangkrik di atas bahunya. Si teman gak pernah menyangka bahwa kejahilannya berakibat fatal. Saking kagetnya dengan jangkrik yang ada di bahunya sang siswi terjatuh ke rel dan hanya dalam hitungan detik, kereta super cepat yang melintas menggilas tubuhnya. Siswi tersebut tewas seketika dan tubuhnya terpotong menjadi dua bagian.

Arwah sang siswi kerap gentayangan dengan tubuh yang tak utuh. Ia berjalan merangkak menggunakan tangan atau sikutnya. Gerakan tersebut berbunyi “teke-teke”. Itulah sebabnya ia disebut sebagai hantu Teke-teke. Teke-teke berkeliaran dengan membawa sabit yang di gunakannya untuk memotong kaki korban. Konon, penampakan Teke-teke memang pernah memakan korban. Dikutip dari misteraladin.com ada dua orang yang menjadi korban, yakni seorang siswa dan seorang masinis. Si siswa terbunuh pada malam hari ketika ia pulang ke rumah dan melintasi gedung tua. Di atas gedung tua itu, sosok teke-teke bertengger. Melihat ada “korban potensial”, ia pun turun menghampiri si siswa dan mengayunkan sabit padanya. Sementara itu, si masinis terbunuh saat musim salju ketika kereta yang dikendarainya menabrak sesuatu. Ternyata, sesuatu tersebut adalah hantu teke-teke yang berada di tengah-tengah rel. Teman si masinis memutuskan untuk mencari pertolongan pada polisi, sedangkan si masinis masih berada di tempat untuk menjaga kereta. Nahas, ketika temannya kembali, si masinis ditemukan meregang nyawa di tiang listrik dengan teke-teke memeluk tubuhnya.

Terlepas benar tidaknya kisah tersebut, sudah seharusnya kita tidak boleh melakukan pembullyan pada siapa pun dan di mana pun. Apalagi jika kita melakukannya terlalu berlebihan, yang berujung kematian.

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here
Captcha verification failed!
CAPTCHA user score failed. Please contact us!

Stay Connected

23,893FansLike
1,879FollowersFollow
27,000SubscribersSubscribe
- Advertisement -spot_img

Latest Articles