26.7 C
Jakarta
Saturday, July 27, 2024

5 Tanaman Herbal untuk Menyeimbangkan Hormon Tubuh

Herbal adalah kelompok tanaman yang bagiannya digunakan oleh manusia untuk berbagai keperluan. Selain memasak, tanaman herbal juga digunakan oleh peradaban manusia secara turun-temurun sebagai pengobatan medis hingga ritual keagamaan.

Dari segi medis, beberapa tanaman herbal telah digunakan dan terbukti dapat menyeimbangkan produksi hormon tubuh dan fungsi sistem endokrin. Sementara itu penelitian tentang manfaat tanaman herbal untuk hormon dan endokrin juga sangat terbatas, agak sulit untuk memisahkan benar dan salahnya.

Hubungan antara Hormon dan Kesehatan

Hormon adalah “pengantar pesan” antar sel untuk memicu berbagai fenomena didalam tubuh. Oleh karena itu, hormon adalah pondasi sistem endokrin tubuh untuk mengatur tumbuh kembang, proses reproduksi, metabolisme, regulasi suhu, hingga keadaan mood agar tetap seimbang.

Ketidakseimbangan hormonal terlalu sedikit atau terlalu banyak hormon tertentu dapat memiliki efek samping yang berbahaya. Berbagai penelitian menyatakan bahwa stress oksidatif, infertilitas, dan gangguan kelenjar endokrin seperti penyakit tiroid adalah beberapa faktor utama yang menyebabkan ketidakseimbangan hormonal.

Namun, tetap saja keseimbangan hormon sangat penting agar kondisi tubuh secara keseluruhan dapat tetap terjaga. Oleh karena itu, dilansir dari Healthline berikut dibawah ini merupakan 5 tanaman herbal untuk menyeimbangkan hormon.

Jintan Hitam

Ilustrasi Jintan Hitam

Jintan hitam atau habbatusauda (N. sativa) kaya akan antioksidan dan thymoquinone. Beberapa penelitian membuktikan khasiat jintan hitam terhadap sindrom ovarium polikistik (PCOS), gangguan pada perempuan di usia reproduktif karena ketidakseimbangan hormon.

Selain itu, pada penelitian hewan ektrak jintan hitam ditemukan dapat membantu mengatur kadar insulin dan kinerja berbagai hormon seperti hormon testosteron, lutenizing (LH), serta hormon tiroid.

Kemudian, ekstrak jintan hitam juga menunjukkan potensi estrogenik atau bertindak mirip dengan hormon estrogen dalam tubuh. Jintan hitam tersedia dalam bentuk murni dan suplemen. Jika tak ingin mengonsumsi dalam bentuk suplemen, jintan hitam dapat ditambahkan ke dalam masakan.

Namun, sebagian besar penelitian terhadap jintan hitam dilakukan pada hewan dan menggunakan ekstrak thymoquinone yang diisolasi. Oleh sebab itu, efeknya bisa saja berbeda ketika dikonsumsi langsung atau ditambahkan ke dalam masakan.

Ashwagandha

Ilustrasi Ashwagandha

Ashwagandha (W. somnifera) atau yang disebut dengan “ginseng India” sering digunakan dalam pengobatan tradisional di negara tersebut. Tanaman herbal ini tersedia dalam bentuk suplemen, teh, hingga bubuk. Ashwagandha membantu tubuh untuk mengatasi stress dengan meregulasi hormon kortisol dari sumbu hypothalamic-pituitary adrenal (HPA).

Kortisol memang wajar dalam menghadapi stress. Akan tetapi, beberapa penelitian terhadap hewan dan manusia menunjukkan bahwa ketidakseimbangan hormon kortisol yang kronis dapat menyebabkan gangguan kinerja kelenjar endokrin seperti penyakit Addison hingga sindrom Cushing.

Konsumsi ashwagandha dikaitkan dengan penurunan kadar kortisol dalam darah, sehingga stress dapat berkurang dan lebih mudah tidur. Selain itu, ashwagandha juga meningkatkan produksi hormon perangsang tiroid (TSH).

Black Cohosh

Ilustrasi Black Cohosh

Black cohosh (A. racemosa) berkerabat dekat dengan jintan hitam. Dari bagiannya, akar black cohosh dimanfaatkan menjadi kapsul, ekstrak, hingga diseduh menjadi teh. Hal tersebut dikarenakan black cohosh memiliki kandungan triterpene glycosides.

Secara turun-temurun, tanaman herbal ini digunakan untuk mengatasi masalah kesehatan pada perempuan seperti menstruasi tidak teratur, sindrom pramenstruasi (PMS), dan gejala-gejala menopause. Dan, layaknya jintan hitam kinerja black cohosh juga mirip dengan hormon estrogen jika digunakan dalam dosis besar.

Chasteberry

Ilustrasi Chasteberry

Chasteberry (V. agnus-castus) adalah suplemen herbal umum yang tersedia dalam bentuk ekstrak atau kapsul. Dikombinasikan dengan Black cohosh, chasteberry juga digadang-gadang sebagai obat gejala menopause dan dapat meningkatkan kesehatan reproduksi perempuan.

Chasteberry mengandung diterpenoid, senyawa yang memiliki efek pada produksi hormon prolaktin. Peningkatan hormon prolaktin dikaitkan dengan PMS, sehingga suplemen chasteberry dapat mengobati gejala PMS tertentu. Selain itu, chasteberry juga dapat meredakan gejala menopause, mengobati infertilitas, hingga PCOS.

Marjoram

Ilustrasi Marjoram

Digunakan dalam pengobatan tradisional, marjoram (O. majorana) berkerabat dekat dengan tanaman bumbu oregano. Marjoram mengandung senyawa tanaman bioaktif seperti flavonoid dan asam fenolat, pondasi dari manfaat tanaman herbal tersebut.

Pada hewan dan manusia, penelitian menunjukkan bahwa marjoram dapat mengurangi stres dan mengobati PCOS. Selain itu, mengonsumsi teh marjoram juga dikaitkan dengan penurunan kadar hormon insulin puasa yang signifikan, sehingga dapat membantu regulasi kadar gula dalam darah.

Hormon pada tubuh kita sering berubah dan ini adalah hal normal. Namun, bila fluktuasi hormon ekstrem, maka ketidakseimbangan ini dapat memengaruhi kesehatan tubuh dan pikiran secara keseluruhan.

Nah, itulah penjelasan mengenai 5 tanaman herbal untuk menyeimbangkan hormon tubuh. Akan tetapi, sebelum mengonsumsinya baiknya konsultasikan dulu ke dokter khususnya jika ada kondisi medis tertentu untuk memastikan manfaatnya saja yang didapat.

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here
Captcha verification failed!
CAPTCHA user score failed. Please contact us!

Stay Connected

23,893FansLike
1,879FollowersFollow
27,000SubscribersSubscribe
- Advertisement -spot_img

Latest Articles