29.3 C
Jakarta
Saturday, July 27, 2024

Implikasi Google Mengembangkan AI Penulis Berita: Bagaimana Profesi Wartawan Menyesuaikan Diri?

Google dilaporkan sedang mengembangkan alat berbasis kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) yang memiliki proyek bernama “Genesis”. Alat ini telah didemonstrasikan kepada beberapa outlet media ternama, termasuk The New York Times, The Washington Post, dan News Corp (pemilik The Wall Street Journal).

Genesis diklaim mampu menyusun artikel berita dari data yang diberikan kepadanya, termasuk peristiwa terkini dan berbagai jenis informasi lainnya. Alat ini berperan sebagai asisten pribadi bagi jurnalis, yang memerlukan data dari jurnalis sebelum melakukan otomatisasi dalam penulisan berita.

Beberapa orang yang menyaksikan demonstrasi cara kerja Genesis menyatakan bahwa tools AI ini menimbulkan “kekhawatiran”.

Dari sini, dapat disimpulkan bahwa hasil berita yang dihasilkan oleh Genesis belum dapat dengan mudah dipahami oleh pembaca. Meskipun alasannya tidak secara eksplisit disebutkan, kemungkinan besar hal ini disebabkan oleh keterbatasan Genesis dalam hanya mengandalkan fakta yang dimasukkan oleh jurnalis sebagai input.

Padahal, saat jurnalis membuat berita, selain menyajikan fakta, mereka juga menyediakan konteks, latar belakang, dan melakukan paraphrase agar terminologi yang rumit dapat dipahami lebih mudah oleh pembaca.

Apakah Wartawan Terancam?

Dengan adanya AI Genesis, pertanyaan tentang potensi ancaman terhadap profesi wartawan muncul.

Saat ini, Google belum secara publik memamerkan Genesis, sehingga belum diketahui secara pasti bagaimana cara kerjanya dan apa yang membedakannya dari chatbot AI Google Bard yang sebelumnya telah dirilis.

Laporan dari Mashable menyatakan bahwa meskipun Google mengembangkan tools AI seperti Genesis yang canggih, tetap saja ada batasan bagi alat tersebut. Tools AI semacam ini tidak dapat melakukan wawancara dengan narasumber, mengalami peristiwa secara langsung, atau melakukan pelaporan investigasi secara mandiri.

Selain itu, keakuratan juga menjadi isu penting dalam penggunaan tools AI dalam bidang jurnalisme. Kehadiran tools AI baru ini dari Google telah menimbulkan kecemasan di kalangan industri jurnalisme.

Kasus-kasus di mana artikel dibuat menggunakan tools AI tanpa melalui proses cek fakta atau edit telah menimbulkan kekhawatiran terhadap keakuratan informasi. Salah satu contohnya terjadi pada outlet berita CNet.

Pada awal tahun ini, CNet memulai inisiatif diam-diam untuk memproduksi artikel menggunakan AI generatif. Namun, inisiatif ini berbalik menimpa CNet karena artikel yang dihasilkan oleh AI generatif tersebut tidak akurat.

Beberapa artikel mengandung kesalahan faktual, sementara yang lain mungkin berisi materi plagiat. Akibatnya, CNet harus mengeluarkan koreksi pada sebagian besar dari 77 artikel yang dihasilkan oleh AI. Kejadian ini dilaporkan oleh Yahoo News, pada Jumat (21/7/2023), dan menjadi perhatian dalam upaya meningkatkan kepercayaan terhadap penggunaan tools AI dalam produksi berita.

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here
Captcha verification failed!
CAPTCHA user score failed. Please contact us!

Stay Connected

23,893FansLike
1,879FollowersFollow
27,000SubscribersSubscribe
- Advertisement -spot_img

Latest Articles